tag:blogger.com,1999:blog-60428264718888651732024-03-05T19:04:05.591-08:00Tinta Mujahadahseorang salaf berkata:
Ayyub As-Sikhtiyaani berkata: Seorang hamba tidak dikatakan berlaku jujur jika ia masih suka popularitas. Yahya bin Muadz berkata: Tidak akan beruntung orang yang memiliki sifat gila kedudukan. Abu Utsman Sa’id bin Al-Haddad berkata: Tidak ada perkara yang memalingkan seseorang dari Allah melebihi gila pujian dan gila sanjungan..
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Ilahi Anta Maqsudi Waridhoka Mathlubi...zulaikhahttp://www.blogger.com/profile/17699197384037103714noreply@blogger.comBlogger13125tag:blogger.com,1999:blog-6042826471888865173.post-18453779563969941362012-07-27T21:13:00.001-07:002012-07-27T21:13:57.748-07:00Pahala Melimpah Bagi Muslimah yang Tinggal di Rumah<a href="http://muslim.or.id/muslimah/pahala-melimpah-bagi-muslimah-yang-tinggal-di-rumah.html">Pahala Melimpah Bagi Muslimah yang Tinggal di Rumah</a>zulaikhahttp://www.blogger.com/profile/17699197384037103714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6042826471888865173.post-41333827839188742192011-09-29T01:55:00.000-07:002011-09-29T01:58:11.343-07:00Tentang Harapan dan Masa Depan..<div style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></span></div><div class="separator" style="clear: both; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXktu2CwKpE2nP1kLa_1edeI5kRPUz9BO9rR_x8CbgiuaKoRB9FW0mt3X0qqvr8yDpF0YT4pQxf6a3DeuU2wbPPAMULdNtzc3SbuG6nMVYqWZd47W6dq72XRsDnxkYHPIC31brXFPEl18/s1600/candle1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXktu2CwKpE2nP1kLa_1edeI5kRPUz9BO9rR_x8CbgiuaKoRB9FW0mt3X0qqvr8yDpF0YT4pQxf6a3DeuU2wbPPAMULdNtzc3SbuG6nMVYqWZd47W6dq72XRsDnxkYHPIC31brXFPEl18/s320/candle1.jpg" width="320" /></a></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: x-small; line-height: 150%;">Ibu selalu bilang, “Hidup di mana pun, dengan siapapun, dan dalam kondisi apapun, tergantung bagaimana jiwa dan raga berpadu memosisikan diri.” Subhanallah, tiba-tiba petuah ibu memenuhi ruang hati yang sedari tadi tersumpal emosi. “Yaa Rabbii, sampai kini aku tak mengerti mengapa Engkau mengirimku pada suatu tempat yang aku tak memiliki siapa-siapa? Begitupun saudara?” </span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: x-small; line-height: 150%;">Yang aku miliki hanyalah semangat dari sahabat seperjuangan yang tiada letih menyediakan pundak kesabaran untukku bersandar. Kini mereka bukan sekadar sahabat, melainkan saudara. Hanya mereka yang aku miliki di sini. Ya, di sini, di tanah yang telah mengajarkanku arti kehidupan. Arti persahabatan, arti persaudaraan. Kini, aku bukan lagi si pemurung, bukan lagi si penyendiri, bukan lagi remaja yang hanya mengurung diri di dalam rumah, dan hanya bisa iri melihat kawan-kawan sebaya yang sibuk dengan masa remajanya. Bersenang-senang, ke twenty one, ke Mall, jalan-jalan atau sekadar makan bersama pasangan mereka (<i>wal ‘iyaadzubillaah</i>). Ya, dulu aku remaja yang hanya bisa melihat kebahagiaan mereka dari balik kaca jendela rumahku yang teramat sederhana.</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: x-small; line-height: 150%;">Ibu tidak pernah mengajarkan pada anak-anaknya untuk berbelanja atau sekadar membeli sesuatu ke supermarket atau ke Mall. Maklumlah, kalau sampai sekarang masih merasa kaku saat menginjakkan kaki ke Mall. Hmmmmmmm... <i>wong kutha tapi kok ndeso</i>.. >,< </span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small; line-height: 150%;">Sampai usia yang seperempat abad ini, serasa ibu masih memperlakukanku sepertimana gadis kecilnya yang dulu. “Kalau air di Tengaran dingin, mandinya pakai air panas saja, jangan sering makan gorengan, jangan makan sambal (takutnya diare), jangan minum es (nanti pilek), minum susu minimal sekali sehari, pulang dari sekolah sempetin tidur siang” Aku tahu, itu semua demi kebaikanku. Ibu hanya khawatir, ketika aku sakit di sini, ibu tidak ada di sampingku.</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small; line-height: 150%;"> Aku pun sering jengkel ketika ibu mengajakku pergi ke pasar dan memaksaku meminum jamu tradisional yang benar-benar membuat perutku mual. Katanya biar sehat, biar ini, biar itu. Aku tak bisa menolak, apalagi lari dari kenyataan. Ibu menggandeng tanganku erat, lalu kami berdiri mengantre dengan puluhan pembeli jamu lainnya. Jamu yang wajib kuminum di tempat penjualnya, saat itu juga, dan di depan mata ibu. Aku rasa setelah meminum ramuan itu, bukannya merasa lebih sehat, ramuan itu berhasil mengaduk-aduk isi perutku, badanku meriang dan ingin muntah. Begitupun dengan si penjual jamu, yang setiap kali ke sana, semua pelanggan pun tak luput dari pidatonya tentang pamor jamu yang diramunya, tentang empat puluh tahunnya menekuni profesi yang dibanggakannya. Aku semakin mual. Aku kesal.</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small; line-height: 150%;"> Keinginanku untuk kembali dan berkarya di tanah kelahiran semakin membayang. Kembali petuah ibu menembus palung kesadaran, “Jangan sekalipun kamu tinggalkan tanah tempatmu berjuang, sebelum kamu mampu memberikan kemanfaatan bagi orang-orang di sekitarmu”. Pertanyaannya sekarang, apa yang sudah kuberikan pada tanah yang telah mengajariku arti kehidupan? Apa yang sudah kupersembahkan untuk orang-orang yang memberikanku ilmu dan kebaikan?</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small; line-height: 150%;">“Tapi Bu, di sana aku tidak punya siapa-siapa....” suaraku meninggi seolah tak peduli dengan siapa aku sedang berbicara. Dasar anak tak tau diri! <i>Nastaghfirullaah</i>.....</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small; line-height: 150%;">“Tulis di hati, <i>Allaahu ma’ii, Allaahu ‘indii, Allaahu syaahidii</i>” singkat ibu sambil mengangkat alisnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small; line-height: 150%;">“Nggih, tapi aku pengen dekat keluarga, dekat dengan Ibu” suaraku meninggi dan semakin tak terkendali.</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small; line-height: 150%;">“Temukan keluargamu di sana, kita takkan pernah tau rahasia Allah. Sabar sebentar, terus belajar arti kehidupan. Sebelum kau sambut kehidupan barumu” kelembutan suara ibu semakin gigih untuk mengubah intonasi suaraku yang meledak-ledak.</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small; line-height: 150%;">“Teruslah belajar kehidupan sebelum kau sambut kehidupanmu yang baru??? Ah, jangan-jangan ibu hendak menjodohkanku dengan pria pilihannya? Jangan-jangan ibu sudah merencanakan ini semua padaku? Ah, tak mungkin! Ibu seorang yang demokratis, terlebih untuk urusan yang satu ini” aku menelisik ucapan-ucapan ibu dan mengolahnya dalam hati.</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small; line-height: 150%;">“Sekarang berikan yang terbaik dari apa yang kamu punya, insyaallah Ibu ridho kamu kembali dan berjuang di sini. Yang semangat belajar kehidupan.” sahut ibu kemudian meninggalkanku sendirian di ruang tamu.</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small; line-height: 150%;"> Percakapanku dengan ibu usai setelah kulihat raut wajahnya yang semakin kesal dengan keluhanku. Ya, mungkin ibu berada pada klimaks kekecewaan menghadapiku. Aku sadar, setiap kali aku pulang ke rumah, bukannya pengalaman mengesankan yang aku ceritakan. Keluhan dan keluhan selalu kusampaikan. Dengan khidmat ibu tetap mendengarkanku. Aku tahu ibu tak mau mengecewakanku. Pernah aku bercerita tentang tak ada waktu untuk mencuci baju, tak ada mesin cuci, dan sebentar lagi musim hujan, takut seluruh cucian tak kering. Dengan santai ibu memberikan solusi, “Di sana ada laundry to? di<i>laundry</i> saja, kok repot!” Kadang jawaban ibu atas segenap keluhanku membuat aku berpikir ulang untuk mengeluh dan mengaduh di hadapan ibu. Aku malu... Atau memang tak tau malu...??</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small; line-height: 150%;"> Ternyata usia belum mampu mengubah pola pikirku. Aku belum setegar dan sesabar ibu. Aku cuma tukang keluh yang setiap pulang ke rumah membawa tumpukan keluhan dan keluhan.</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small; line-height: 150%;"> Bagaimanapun juga, aku tak mau disebut sebagai hamba yang mudah menyerah. Aku tak mau disebut sebagai hamba yang kalah...</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small; line-height: 150%;"> Sebelum segalanya kutinggalkan, aku pun ingin berbagi kemanfaatan. Dari raga yang tak kekal ini, semoga diri ini mampu memberikan yang terbaik dari yang kupunya...</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small; line-height: 150%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small; line-height: 150%;"> Walhamdulillaah 'alaa kulli haal...</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; font-family: Verdana,sans-serif; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div>zulaikhahttp://www.blogger.com/profile/17699197384037103714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6042826471888865173.post-36998262113209185582011-09-27T23:03:00.000-07:002011-09-27T23:05:39.367-07:00Antara Letih, Asap, dan Kesabaran<div style="background-color: black; color: yellow; text-align: center;"><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div><div class="separator" style="clear: both; color: yellow; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4lSZJ1Qkk_40Ygo82jrWhD8QEly8sT9cRI_QDhM_PAY8Nd9wXwO3tRh63Q7xKH6QPj1vNKhlVXcOrhWuAXhD1rj6yU7AXuFy9x6A9u8veitXN8Z7R6Akfrr0zsstA76gozJqelmGJ_xE/s1600/sabar2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4lSZJ1Qkk_40Ygo82jrWhD8QEly8sT9cRI_QDhM_PAY8Nd9wXwO3tRh63Q7xKH6QPj1vNKhlVXcOrhWuAXhD1rj6yU7AXuFy9x6A9u8veitXN8Z7R6Akfrr0zsstA76gozJqelmGJ_xE/s1600/sabar2.jpg" /></a></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: yellow; text-align: center;"><span style="font-family: "Segoe Print";"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: yellow; text-align: center;"><span style="font-family: "Segoe Print";">Kali ini bukan gema azan yang memasuki celah jendela tempatku tinggal.. <br />
Tapi asap tebal yang membuat dadaku tiba-tiba sesak.. Sesekali aku terbatuk. <br />
<br />
Kusingkap jendela, kulihat api melahap tumpukan sampah yang meruah.. <br />
<br />
~o0o~ <br />
<br />
Segera kurampungkan tilawah, lalu kulepas mukena dan segera melipatnya, serapi mungkin.. <br />
Ya, serapi mungkin karena ia adalah sahabat yang setia menemaniku bersimpuh di hadapan Rabbku.. <br />
Aku ingin menghadap kepadaNya dalam keadaan sebersih dan serapi-rapinya.. Begitupun dengan mukena yang kupakai. Harus bersih, suci, dan rapi. Dengan penuh kehati-hatian aku menyimpannya, merapikannya kembali setelah usai kupakai. Sekali lagi, serapi mungkin.. <br />
<br />
~o0o~ <br />
<br />
Dalam perjalananku yang sendiri sepulang sekolah tadi, tiba-tiba aku merindukan tanah kelahiranku. Entah mengapa.. <br />
Langkahku semakin berat. Tapi aku harus kuat.. <br />
Toh Ibu merestui, tahun ini adalah tahun terakhirku belajar kehidupan di tanah ini.. <br />
<br />
Kusisiri dengan jeli, jalan setapak yang sering kulewati. Kupandang pula buah-buah kecil yang tumbuh pada ranting pohon teh, kucium bunga kopi yang ranum dan mirip melati, semerbak, wangi.. <br />
Kutatap langit yang terik di antara rerimbun pepohonan. <br />
Aku merasa sangat kecil di hadapan mereka. <br />
Begitupun di hadapan Rabbku, aku benar-benar merasa begitu kecil dan lemah. <br />
<br />
Mereka belum pernah kujumpai di tanah kelahiranku. Ya, di tanah inilah pertama kali dan seumur hidup kulihat pohon kopi, pohon manggis, pohon nanas yang sedang berbuah, dan pohon teh yang ternyata memiliki buah mirip apel hijau, tapi kecil dan berbiji sebesar kelengkeng. <br />
Menakjubkan! <br />
<br />
~o0o~ <br />
<br />
Di tanah ini aku belajar banyak hal, terlebih tentang kesabaran. <br />
<br />
Dalam kondisi letih, kupaksakan diri untuk segera membersihkan badan. Kulirik beberapa tumpukan baju kotor menanti dicuci. <br />
Ya, karena untuk saat ini air adalah barang mahal. <br />
Yang tak bisa kami peroleh serta merta, apalagi seenaknya. <br />
<br />
Bismillah, dengan air seadanya mulailah kedua tangan ini bekerjasama mencuci tumpukan baju-bajuku sendiri. <br />
<br />
Andai saja aku di rumah, tentu tak kubiarkan badanku semakin letih. Tinggal klik, atur frekuensi, kering.. Cucian beres. <br />
Andai ini, andai itu. <br />
Namun pada akhirnya, berandai-andai tak menyelesaikan masalah, bukan.. ?? <br />
<br />
Walhamdulillah, dalam waktu setengah jam, tumpukan baju-baju kotor berubah bersih. <br />
Perubahan yang berposes cukup lama tentunya.. <br />
<br />
<br />
~o0o~ <br />
<br />
Serapi mungkin aku menjemurnya pada tiang-tiang besi yang memanjang di antara balutan tali yang membujur dari arah utara dan selatan. <br />
<br />
Lega.. <br />
Perjuangan pun berbuah manis. <br />
<br />
~o0o~ <br />
<br />
Kemudian genangan air nan jernih di sudut mataku, berhasil menyingkap celah bulu mata. Lalu memaksanya turun supaya ia memberikan jalan untuk lebih leluasa jatuh.. <br />
<br />
Bulir demi bulir mengalir.. <br />
<br />
"Dasar cengeng, untuk apa menangisi cucian yang terlanjur beraroma asap sampah? Toh bisa kamu bilas lagi !!" kuncup hatiku menyemangati diri sendiri. <br />
<br />
Semoga aku masih dipertemukan dengan hari esok, dalam semangat yang baru, dalam kesabaran yang lebih luar biasa. <br />
<br />
Subhanallah, inilah kehidupan yang penuh tantangan. Di mana kesabaran dan ketabahan adalah perisai dari segala bentuk kekalahan.. <br />
<br />
Karena aku tak mau disebut sebagai orang kalah.. <br />
<br />
Fashbir shobron jamiila, <br />
Innallaaha ma'ash shoobiriin.. <br />
<br />
Walhamdulillaah..</span></div>zulaikhahttp://www.blogger.com/profile/17699197384037103714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6042826471888865173.post-61045851094919165412011-08-15T21:36:00.000-07:002011-08-17T23:39:26.739-07:00Ibu, Semangati Aku.......<div style="background-color: #444444; color: white;"><span style="font-size: small;"><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></span></div><div class="separator" style="background-color: #444444; clear: both; color: white; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTHbOafkL-UuSYAoSZHmUOny4iKzzzMR-BU2HoScdTTU0e_rCknl8FgCpXN0cnugFccZMhPevz9xFkFw6rGWuPlQfY6SH-Ranj6TZWjDJ0mqMJ3hFkd_pO1sKS7hc8PLnsJmXtDZMDNiA/s1600/Ibu1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTHbOafkL-UuSYAoSZHmUOny4iKzzzMR-BU2HoScdTTU0e_rCknl8FgCpXN0cnugFccZMhPevz9xFkFw6rGWuPlQfY6SH-Ranj6TZWjDJ0mqMJ3hFkd_pO1sKS7hc8PLnsJmXtDZMDNiA/s400/Ibu1.jpg" width="282" /></a></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: white; line-height: normal; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: white; line-height: normal; text-align: center;"><span style="font-family: "Segoe Print"; font-size: small;">"Ribuan kilo jalan yang kau tempuh. Lewati rintang untuk aku anakmu. Ibuku sayang, masih terus berjalan. Walau tapak kaki penuh darah, penuh nanah" <br />
<br />
Teringat lagunya Bang Iwan Fals (semoga sahabat mengenalnya) <br />
Ya, sejak SMA saya suka dengan lagu-lagu beliau, yang dalam syairnya lebih cenderung memihak orang-orang pinggiran. ( jadi, untuk para massivers, cliquers, slippers, jempolers, pampers atau apalah, maaf ya.. Saya ndak suka BAND ) <br />
^__^ <br />
<br />
Pagi tadi serasa enggan beranjak dari tempat tidurku. Tiba-tiba datang Ibu yang dengan semangatnya yang luar biasa, menyemangatiku seperti biasa. Membuka pintu kamarku dengan senyumnya, mendekatiku, dan memijit-mijit lenganku. <br />
<br />
"Saatnya berangkat sekolah ke Tengaran, seminggu lagi juga liburan to? Mbok yang semangat to ya...? rayu Ibu padaku. <br />
"Sebentar to Bu masih ngantuk. Kenapa aku ndak sekolah di Solo lagi, ya Bu?" rayuanku pun sepertinya tak kalah hebat dengan rayuan Ibu. <br />
"Lha wong dari TK sampai Universitas di Solo. Apa ndak bosen to? Sekarang saatnya belajar kehidupan di tanah orang. Wis, sekarang cepet mandi sana. Air panas sampun siap." <br />
<br />
Aku tak mengindahkan Ibu yang sedang ngendika. Aku merasa malas untuk kembali ke tanah rantau. Benar-benar malas. Entah kenapa... <br />
<br />
"Eeee, bocah ini lho. Ayo, air panas sudah siap. Mandi, keramas. Biar malasnya ilang" ucap Ibu sambil mengibaskan handuk dan bermaksud menyerahkannya padaku. <br />
<br />
Aku tak menjawab ucapan-ucapan Ibu yang panjang lebar tadi. Dengan terpaksa kubangkitkan tubuhku dari tempat tidur dan kuraih handuk yang masih berada di tangan Ibu. <br />
<br />
"Jangan lupa keramas, jangan lupa air panasnya." sahut Ibu yang mungkin setengah kesal karena aku sama sekali tak merespon ucapannya. <br />
<br />
Masih dengan diam aku melenggang meninggalkan Ibu di kamarku bersama cucunya yang baru. Ya, cucu ketiganya yang baru lahir seminggu yang lalu. <br />
<br />
~0~ <br />
<br />
Lalu aku siap dengan seragam warna hijau dan ransel yang menempel di punggungku. Aku masih duduk mematung di atas tempat tidur. <br />
<br />
"Lho, kenapa bocah ini?" selidik Ibu yang semakin penasaran dengan keadaanku. <br />
"Lagi menyemangati diri sendiri" sambungku singkat. <br />
"Nah, gitu. Dari tadi kok kesannya Laa yamuutu wa laa yahyaa. Eh, tapi semangat yang mana dulu...?" sahut Ibu seperti meragukan ucapanku. <br />
<br />
"Semangat mencari kecocokan jiwa" jawabku sembari melirik Ibu. <br />
"Yo wis, selamat bersemangat mencari kecocokan jiwa" balas Ibu sambil menertawakanku. <br />
<br />
Aku malu, ternyata ucapanku yang spontan tadi membuat Ibu merasa geli pada anak perempuannya ini. <br />
<br />
Lalu segera kuraih tangan kanan Ibu dan kucium penuh tawadhu'. <br />
<br />
"Berangkat, nggih Bu?" pamitku. <br />
"Berangkat mencari kecocokan jiwa???" ucap Ibu dengan senyumnya yang khas. <br />
Aku hanya nyengir melihat Ibu yang semakin semangat meledekku. <br />
<br />
~0~ <br />
<br />
Seorang Ibu yang tiada letih menyemangatiku. Seorang Ibu yang tiada pernah memarahiku. Sama sekali belum pernah mencubit atau menjewer telingaku, selama aku hidup. <br />
Sama sekali tidak pernah mengucapkan kata-kata kasar ataupun yang menyakitkan hatiku. Sama sekali tidak pernah berbicara dengan berteriak (nada keras) dan membuat telingaku panas. Seorang Ibu yang mengajariku arti kelembutan, kasih sayang, dan kesantunan. <br />
Yang telah memberiku segalanya, tapi hingga detik ini aku belum mampu mempersembahkan yang terbaik untuknya.. <br />
Nastaghfirullah.. <br />
<br />
Mari senantiasa sertakan nama Bapak dan Ibu kita.. Dalam sujud dan munajat kita. <br />
<br />
Walhamdulillah..</span></div><div style="background-color: #444444; border-color: -moz-use-text-color -moz-use-text-color windowtext; border-style: none none solid; border-width: medium medium 1pt; color: white; padding: 0cm 0cm 1pt;"><div align="center" class="MsoNormal" style="border: medium none; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; padding: 0cm; text-align: center;"><span style="display: none; font-family: "Segoe Print";">Top of Form</span></div></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: white; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: "Segoe Print"; font-size: small;"><span style="display: none;"><input name="charset_test" type="hidden" value="€,´,€,´,水,Д,Є" /></span><span style="display: none;"><input name="post_form_id" type="hidden" value="d971f5531f783cf7fb6fb6cacd475205" /></span><span style="display: none;"><input name="fb_dtsg" type="hidden" value="AQDTqJwe" /></span><span style="display: none;"><input name="feedback_params" type="hidden" value="{" /></span></span></div><div style="background-color: #444444; border-color: windowtext -moz-use-text-color -moz-use-text-color; border-style: solid none none; border-width: 1pt medium medium; color: white; padding: 1pt 0cm 0cm;"><div align="center" class="MsoNormal" style="border: medium none; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; padding: 0cm; text-align: center;"><span style="display: none; font-family: "Segoe Print";">Bottom of Form</span></div></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: #444444; color: white; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="background-color: #444444; color: white;"></div>zulaikhahttp://www.blogger.com/profile/17699197384037103714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6042826471888865173.post-10209014603208790052011-08-14T19:21:00.000-07:002011-08-15T00:09:01.856-07:00Mahasiswa Kupu-kupu....<div style="background-color: black; color: white;"><span style="font-size: large;"><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrTyh26IKuuk-6mThCCRlFH0-HHSkkvdFW_VU0bVLTs-tMiwB2kShbdYRaeRUUrKODnScFISAJjhasuMHPbh8efwmYUHpvQsR5mxVxk3E8my8mn8oyCOd4gb61RX5VwhcUsEjL4-EaVuc/s1600/akhwat-tangguh1+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrTyh26IKuuk-6mThCCRlFH0-HHSkkvdFW_VU0bVLTs-tMiwB2kShbdYRaeRUUrKODnScFISAJjhasuMHPbh8efwmYUHpvQsR5mxVxk3E8my8mn8oyCOd4gb61RX5VwhcUsEjL4-EaVuc/s400/akhwat-tangguh1+copy.jpg" width="300" /></a></div><br />
<span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">Sinar mentari pagi ini terlalu menyilaukan mata Syahida yang memang sensitif terhadap cahaya. Dengan kondisi mata yang merem melek, ia berusaha menghindari bias-bias cahaya yang sepertinya sengaja ingin mencolek pipinya. Tampak ia sedang terbelalak menyisir keramaian di setiap penjuru dimensi taman yang berada di tengah gedung B, gedung C dan gedung Auditorium di kampusnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">Dengan fasilitas free hot spot, mahasiswa-mahasiswi tampak asyik dengan laptop masing-masing. Ada yang berkelompok, sendirian, bahkan berduaan dengan pasangan mereka. Terlihat pula mahasiswa yang komat-kamit menghapalkan sesuatu dari buku yang digenggamnya, sambil menyembulkan asap dari mulut dan lubang hidungnya. Tapi tampaknya hari ini kampus terlihat sedikit tenang.</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">“Oooo..... pantas saja suasananya seperti kampus betulan, hari ini masih dalam Ujian Akhir Semester” bisik Syahida pada kuncup hatinya. Sambil membersihkan baju yang terinjak sepatunya sendiri ketika duduk di kursi Angkutan Kota berwarna kuning, yang porsi kursinya lebih landai jika dibanding dengan mini bus. Ia pun teringat obrolannya dengan mahasiswi asal Wonogiri yang duduk bersama dalam satu angkot tadi. Sepertinya sudah menjadi kebiasaan Syahida ketika sedang <i>safar</i> dan bertemu dengan banyak orang. Entah di dalam bus, atau kendaraan apa saja, ia selalu menyempatkan diri untuk sekadar ngobrol ataupun berkenalan dengan penumpang yang biasa duduk di sebelahnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">Begitu juga dengan perjalanannya ke kampus hari ini . Ia tak mau membuang kesempatan untuk berkenalan dengan gadis berkaca mata dan berjilbab merah menyala yang duduk berhadapan dengannya. “Mbak turun mana?” ucap Syahida mengawali obrolannya. “Turun kampus Mbak” jawab mahasiswi itu singkat. “Mbak semester berapa?” Syahida sesegera mungkin menimpali ucapan mahasiswi tersebut. “Semester delapan Mbak, baru skripsi” ucap mahasiswi itu tampak lesu. “Oooo... baru skripsi, jurusannya apa Mbak?” tanya Syahida dengan senyum polosnya. “Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia” jawaban mahasiswi itu semakin lesu. “Kebetulan jurusan kita sama” girang Syahida yang merasa pernah senasib dengan mahasiswi yang ia sendiri lupa menanyakan namanya. “Mbak sendiri semester berapa?” tanya mahasiswi dengan muka pasinya. “Wah, wah........... kalau aku ditanya semester berapa, berarti aku dikira adik tingkatnya atau dia melihatku masih tampak lebih muda darinya? Ternyata aku masih dikira mahasiswa, hehe........” gumam Syahida dengan senyumnya. Lalu sebelum persepsi mahasiswi itu semakin keliru, Syahida buru-buru menyambar pertanyaan sang mahasiswi berjilbab merah menyala tadi. “Kebetulan jurusan kita sama, tapi saya lulus kira-kira tiga tahun yang lalu Mbak”. “Ooooo..... kirain masih kuliah” sahut mahasiswi dengan anggukan kepalanya. “Tuh kan... berarti aku memang dianggap lebih muda darinya” senyum terkembang di antara koridor perasaan.</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">“Masih ingat Prof. Markhamah kan Mbak? Kebetulan beliau pembimbing skripsi saya. Susah sekali nurutin kemauan beliau. Cukup <i>perfectionis</i> menurut saya. Ketemunya susah, kalau pun ketemu dan berkesempatan untuk konsultasi, skripsi saya pun dipastikan penuh dengan cabikan-cabikan pulpen beliau!!!!” ungkap mahasiswi itu dengan kegeramannya. Syahida berusaha menimpali curahan hati sang mahasiswi diiringi senyum bijaknya,” Beliau pun juga pernah menjadi pembimbing skripsi saya, alhamdulillah memang Mbak sendiri yang memilih beliau sebagai pembimbing utama. Karena sibuknya beliau, mungkin kita sendiri yang harus ngatur schedule yang <i>match</i> dengan jadwal beliau. Selain itu, pinter-pinternya kita <i>ngloby</i> beliau, tidak tegang atau gugup ketika berkonsultasi, bisa jadi penentu kenyamanan dalam konsultasi. Untuk referensi buku, gunakan buku yang terbaru, tunjukkan referensi-referensinya saat konsultasi. Beliau memang <i>perfectionis</i>, serius, jarang bicara, bahkan beliau terkesan dosen wanita yang <i>killer</i>, tapi Mbak tertarik dan semakin penasaran dengan pribadi beliau. Dan setelah Mbak mengenal beliau lebih dekat, ternyata beliau memiliki sisi kharismatik, berwibawa dan bisa juga diajak bercanda” ungkap Syahida panjang lebar mengenai pengalamannya tiga tahun lalu. </span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: center; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">*****</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">Masih tampak jelas kenangan semasa studi di kampus yang ia selesaikan tepat empat tahun. Syahida memang bukan mahasiswi yang aktif di kampusnya, bukan aktivis, apalagi Aktivis Dakwah Kampus. Sejak semester dua ia harus merelakan masa di mana setiap mahasiswa berkesempatan mereguk pengalaman sebanyak-banyaknya, baik dalam organisasi maupun pergaulan (tentunya pergaulan yang tidak keluar dari koridor syar’i). Syahida harus bersibuk ria dengan aktivitasnya mencari tambahan biaya kuliah.</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">Ya, meskipun ia terlahir dari keluarga sederhana tapi ia bertekad memperjuangkan cita-citanya. Kenangan masa lalunya ketika Sekolah Menengah pun tiba-tiba datang menyergap. Waktu itu hari kelulusan, di mana teman-temannya sibuk dengan mewarnai seragam, bahkan rambut mereka dengan cat. Tentunya ia tidak merayakan pesta kelulusan sepertimana teman-temannya dengan hura-hura. Ditemani sahabatnya, Syahida duduk lesu di depan toko depan sekolah yang menjual alat-alat tulis dan perlengkapannya. “Setelah lulus kamu mau ke mana?” tanya sahabat sebangkunya yang berwajah Arab membuyarkan lamunannya. “Belum tahu, kalau Allah berikan rizki lebih kepada orang tuaku, aku ingin mewujudkan cita-citaku. Dan untuk mencapai itu semua, aku harus kuliah” jawab Syahida lirih. Lalu ia melirik sebuah binder warna hitam yang sederhana. Binder itu tertata rapi di dalam etalase yang berjajar rapi pula di dekat mesin foto copy. Ia membayangkan kalau menjadi mahasiswa nanti ia akan mencatat setiap materi kuliah dalam bindernya. Sederhana sekali angan-angannya. Lalu bangkitlah ide untuk membeli binder yang tertata dalam etalase tadi. “Lima belas ribu, Mbak” ucap Mas penjaga toko sambil mengambilkannya untuk Syahida. Sambil merogoh sakunya, didapatinya uang enam belas ribu. “Ya sudahlah kalaupun untuk beli binder lima belas ribu, toh aku masih punya sisa seribu rupiah untuk ongkos pulang” pikir Syahida. Waktu itu ongkos naik mini bus kira-kira lima ratus perak. Akhirnya binder itu berhasil ia miliki. “Kalaupun nanti aku tidak memiliki kesempatan kuliah, setidaknya aku masih memiliki kesempatan menulis dalam buku (binder) yang biasa dipakai anak-anak kuliah” ucap Syahida setengah memupus harapannya untuk menjadi mahasiswa.</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: center; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">*****</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">“Mbak turun di mana?” tanya mahasiswi itu mencincang habis lamunan Syahida. Syahida terperangah karena sebetulnya ia tengah menjadi selembar daun kering di antara deras arus sungai yang membawanya pada muara tangis, tak terasa ia hanyut terbawa arus sedih mengingat masa lalunya. Segera ia menjawab pertanyaan mahasiswi itu dengan seadanya, “Ya turun kampus lah Mbak”. </span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">Akhirnya obrolan yang lumayan panjang itu usai dengan sendirinya. Syahida pun hanya menjabat tangan saudari muslimnya itu sambil memberikan semangat, “Sukses ya Mbak, taklukkan Prof. Markhamah!” Senyum legit menghiasi bibir merah mahasiswi dengan jilbab merah menyala dan lipstik yang saga pula, “Makasih Mbak”. Mereka berpisah di depan masjid agung di depan kampus.</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: center; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Harrington; line-height: 150%;">*****</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">“Ah, ternyata bajuku terkena sedikit olie!” ucap Syahida yang sedari tadi masih mengusap-usapkan telapak tangan pada bajunya yang terinjak oleh sepatunya sendiri ketika di dalam angkot tadi. Syahida memang sosok yang benar-benar menjaga penampilannya, terutama kebersihan pakaiannya. Meskipun mengenakan baju yang tidak mahal, bahkan tidak modis, setidaknya seorang muslimah harus menjaga penampilannya, minimal bersih dan rapi. Bukankah sesungguhnya Allah menyukai keindahan...??? dan bukankah keindahan terlahir dari kebersihan dan kerapian????</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">Rupanya ia tertegun cukup lama mengingat-ingat perjalanannya ke kampus bersama adik tingkatnya tadi. Syahida masih mendapati mahasiswa yang dengan kesibukannya masing-masing. Ia pun berniat mencari tempat duduk yang nyaman. Sambil membenahi ranselnya, Syahida berjalan ke arah utara menuju taman di depan gedung C. </span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">“Assalamu’alaikum..........” sosok proporsional itu tiba-tiba menyapa Syahida, mungkin dengan suara yang dipersiapkannya, karena suara laki-laki itu terkesan nyaring. “Wa’alaikumussalaam..........” Syahida menjawab salam sembari mengingat siapa laki-laki tinggi yang baru saja berpapasan dengannya, dan kini berdiri tegak di sampingnya. Ternyata teman seangkatan, meskipun berbeda kelas. Mereka memang tidak saling mengenal satu sama lain. Karena Syahida yang lebih sibuk di luar dari pada di kampus, Syahida pun merasa menjadi mahasiswi asing di mata teman-temannya di kelas. Syahida datang ke kampus hanya kalau ada kuliah. Nongkrong bareng teman pun sama sekali tidak. Bagaimana ia kenal dengan teman-temannya? Apalagi terkenal? Syahida harus merelakan dirinya dijuluki mahasiswa Kupu-Kupu (Kuliah Pulang-Kuliah Pulang). Ia hanya kenal dengan beberapa teman perempuan saja, sedangkan dengan teman laki-laki, satu pun tak ada yang kenal dekat. Saling menyapa menurut Syahida cukuplah untuk membentengi diri supaya tidak berpredikat angkuh.</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">“Aduh, namanya siapa lagi.......” bisik Syahida dalam hatinya yang cemas. Malu jika sampai ketauan bahwa ia tak tahu nama dari mahasiswa yang aktif di IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) dan tergolong dalam kategori <i>jamiil</i> pada masanya . “Ah, bodo amatlah...... Toh ga semua wajib tahu siapa dia atau apapun jabatannya” sambungnya pada hatinya yang kian cemas. Yang pasti mereka saling terdiam, tiba-tiba dengan sigap laki-laki itu bertanya, “Ngajar di mana sekarang, Mbak?” Pertanyaan laki-laki itu seolah-olah ingin menghentikan niat Syahida untuk melangkahkan kaki meninggalkannya. Pertanyaannya seakan ingin mengawali obrolannya dengan Syahida. Tampaknya mereka sama sekali belum pernah ngobrol sebelumnya, bahkan mungkin ketika masih kuliah dulu.</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">“Di Semarang” jawab Syahida singkat untuk mengatasi rasa groginya. Maklumlah, rasa ini secara wajar akan muncul setiap berhadapan dengan lawan jenis. “SD, SMP, SMA atau......” tukas laki-laki itu ingin tahu. Buru-buru Syahida menyambar pertanyaan laki-laki itu dengan jawabannya yang teramat singkat, “SMP”. Kontan saja laki-laki berkulit bersih itu sedikit tidak nyaman dengan jawaban Syahida yang seolah-olah ingin segera mengakhiri sapaannya. “Mbak dulu wisuda bareng Pak Huda dan Bu Dini yang kini jadi dosen kan?” pertanyaan laki-laki itu seolah ingin mencairkan suasana. “Ya, kira-kira tahun 2008, kami wisuda bareng, tapi nasib kami tentu berbeda. Mereka jadi dosen, dan alhamdulillah saya jadi guru SMP” jawaban Syahida kali ini sedikit enak didengar oleh telinga laki-laki yang bertas ransel yang warnanya pun senada dengan ransel yang menempel di pungggung Syahida. “Ya, tiap orang sudah dijatah nasib masing-masing, Mbak” ucapnya sambil melihat-lihat sekitar taman. “Ya betul, kita tinggal manut saja sama <i>Qanun</i>-Nya” tambah Syahida. “Sekarang ngajar di mana?” tanya Syahida mengimbangi laki-laki yang kelihatannya juga pemalu. “Ngajar SMA Mbak, sambil belajar lagi di Sebelas Maret” jawab laki-laki itu dengan rendah hati. “Subhanallah, sudah ngajar di SMA plus S2 di Sebelas Maret, Luar biasa” kuncup hatiku. Memang Syahida ikut wisuda tiga periode lebih awal daripada laki-laki itu. Mungkin studinya sedikit kacau karena kesibukannya sebagai aktivis? Yang sedikit Syahida tahu, laki-laki itu sepertinya pernah tinggal di Ma’had Shobron... Entahlah...</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">“Mbak ada acara apa ke kampus?” tanya laki-laki ini sebelum Syahida meninggalkannya. “Cuma mau ketemu kampus, lama ga ke kampus” buru-buru laki-laki itu menyahut jawaban Syahida, “Bukannya dari dulu Mbak memang jarang ngampus......??????” Pertanyaan laki-laki itu membuat Syahida tiba-tiba meringis malu. “Iya, bener juga ya.....” jawab Syahida sambil berpura-pura menyisir pandangan untuk mengalihkan perhatian. “Aduh, ini orang tau tentang aku yang dulu memang jarang ke kampus” pikir Syahida dan sesegera mungkin memutar akal untuk mengakhiri obrolannya dengan laki-laki yang mengenakan kaos berkerah dengan logo “POLO” berwarna putih itu. </span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">“Saya duluan, teman saya menunggu di depan Biro Administrasi” pamit Syahida untuk mengakhiri obrolannya dengan laki-laki itu, yang kira-kira sudah lima menit lamanya. “Ya, monggo, saya berharap suatu saat kita bisa sua kembali”. “Insyaallah............” jawab Syahida sambil melenggang meninggalkan laki-laki itu dengan senyum terkembang, meski dalam hati.</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: center; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">*****</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">Tak ingin seperti adegan dalam sinetron pada umumnya, ketika dua pemeran bertemu, lalu saat salah satu dari mereka ingin meninggalkan lawan bicaranya, baru setelah berjalan beberapa langkah, kemudian menengok ke belakang, dan melepas senyum kepada lawan main yang ditinggalnya pergi, lalu mata saling bertatap. “Oh, tidak..... Aku tak mau sepertimana dalam sinetron!!!!! Jangan sampai langkahku terhenti hanya karena ingin menengok ke belakang untuk memastikan bahwa laki-laki itu masih berada di tempat pertemuan kami tadi” ucap Syahida sambil mengusap dadanya yang tiba-tiba berdegub hebat dan menambah frekuensi kecepatan langkahnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">“Sedikit berbohong pada laki-laki itu tak apalah, toh ini untuk kebaikan juga” Syahida mencoba membela dirinya. Padahal, tujuannya ke kampus memang sekadar ingin melihat suasana kampus. Tanpa berniat akan atau ingin bertemu dengan seseorang. Bukankan belajar dari lingkungan sekitar lebih bermakna dan menarik daripada duduk diam lalu mendengarkan teori-teori yang disampaikan dosen sebagaimana ketika kuliah dulu?</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">Ia lanjutkan perjalanannya menyisir papan pengumuman di belakang ruang dosen. Tertulis jadwal Ujian Akhir Semester lengkap dengan pembagian setiap ruang ujian, serta nama dosen pengampu setiap mata kuliahnya. Dini Resti Prastiwi; Teori Membaca Komprehensif, Miftahul Huda; Komposisi dan Semantik, Dini Arum Isnina; Teknik Penyuntingan. Ketiga nama mereka tentunya tak asing bagi Syahida. “Kok tidak ada nama <b>Syahida Amanina</b> di situ ya.....” gelitik Syahida pada hatinya sendiri. Ya, hanya belasan mahasiswa dari seratus sekian pada masa angkatan syahida berhasil menyelesaikan studi tepat empat tahun, demikian juga dengan ketiga dosen muda di atas, berikut bersama Syahida. “Tiap manusia punya peran masing-masing, dan Allah telah menyesuaikan masing-masing peran itu sesuai porsi kemampuannya, <i>Hayya nasykur ilallah</i>, Syahida.........” Syahida masih sibuk menghibur hatinya.</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: center; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">*****</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">Dengan kaki yang hampir letih, Syahida memutuskan untuk segera mengakhiri petualangannya di kampus yang makin sesak dengan mahasiswa ini. “Yaa Rabb, berkahilah setiap mahasiswa yang mencari ilmu di kampus ini dengan kesungguhan, mudahkanlah mereka dalam mewujudkan cita-cita, Yaa Allah Sang MahaCinta, cintailah sang mahasiswa yang mencintaiMu juga RasulMu, amien....” do’a Syahida sebelum meninggalkan area kampus dan melangkah menuju tempat parkir sepeda motor sebelum ia benar-benar rela meninggalkan kampus. </span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">Inilah pemandangan yang tak asing bagi Syahida dan dunia perkampusan pastinya. Predikat budaya hidup bebas masih belum enggan lepas dari anak kampus (tentunya tak semua mahasiswa). Di area parkir tampak budaya mengikisnya rasa malu. Ya, berboncengan dengan lawan jenis yang mungkin bukan mahram, meski sadar mengenakan jilbab. Teriris membayangkan seandainya orang tua mereka tahu jika anak-anaknya yang sedang menuntut ilmu berperilaku demikian. <i>Nastaghfirullah, wa na’udzubillaahi min syarri dzaalik</i>.......</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">Syahida menghentikan langkahnya sejenak, kemudian membiarkan muda-mudi yang berboncengan itu mendahului langkahnya. “Yaa Rabb, jagalah hati dan akhlak dari <b>“satu nama”</b> yang telah Engkau tulis di Lauh Mahfudz, yang nantinya akan membersamai hamba dalam menjalani sisa usia hamba, di mana pun ia berada. Istiqomahkan kami dalam masa perbaikan diri, sabarkanlah hati kami dalam masa penantian ini. Lalu pertemukanlah kami pada waktu yang telah Engkau atur sesuai rencanaMu. Dan amanahkan kepada kami kebahagiaan ketika Engkau menilai kami pun siap mengemban amanah suciMu, dalam bingkai zuhud dan manisnya iman, amien.....” do’a Syahida memupus kerinduannya yang dalam. Tak terasa bulir-bulir air nan jernih jatuh, setetes demi tetes membersamai langkah kaki Syahida meninggalkan kampusnya. Ya, kampus yang jarang ia sambangi, sejak menjadi mahasiswi hingga kini. </span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large; line-height: 150%;">Akhirnya sang mahasiswa Kupu-Kupu, benar-benar meninggalkan kampusnya. Meninggalkan kenangan masa lalunya, merelakan masa-masa indahnya sebagai mahasiswa......</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: center; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Harrington; line-height: 150%;">*****</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: black; color: white; line-height: 150%; margin: 12pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: large;"></span></div><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Harrington; line-height: 150%;">**Sahabat, ketika engkau akan mengumpulkan kata demi kata untuk merangkainya menjadi sebuah tulisan, engkau perlu berulang kali untuk berpikir, bagaimana memadukan kata demi kata, diksi, komposisi, kohesi dan koherensinya. Supaya engkau dapati kesempurnaan di dalamnya, pun setiap yang membaca akan tersentuh hatinya karena tulisanmu. Lalu berpikir kemudian berbuat kebaikan dari hasil goresan penamu. Maka menulislah, menulislah, dan menulislah supaya hatimu menjadi peka. Peka terhadap masalah sekecil apapun di sekitarmu.</span></b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Harrington; line-height: 150%;">Berkontemplasilah dalam diam lalu menulis dan menulislah, maka kau akan menjadi lebih mengerti, terlebih tentang dirimu sendiri.......**</span></b></span></div><div style="background-color: black; color: white;"><span style="background-color: magenta; font-size: large;"></span></div><div style="background-color: black; color: white;"></div>zulaikhahttp://www.blogger.com/profile/17699197384037103714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6042826471888865173.post-64239761483790929152011-06-22T16:01:00.000-07:002011-06-22T16:01:46.030-07:00Hukum Hormat Bendera<a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/hukum-hormat-bendera.html">Hukum Hormat Bendera</a>zulaikhahttp://www.blogger.com/profile/17699197384037103714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6042826471888865173.post-22984763133080667742011-05-11T07:57:00.000-07:002011-05-18T19:37:24.726-07:00<div class="separator" style="background-color: #f1c232; clear: both; color: black; text-align: center;"></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="background-color: #f1c232; color: black; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm6vqMZ8djcu_9Yy3oYXnLWClYzo6Fpzps9ZVZyIk8KhQwvC2L6-qBMEiaesbkdB76jUBPN9FwjGhrOCkW7HiQU5Si8ercswTedo5gXHTYi7xNBGoHIehJpERF52GOG87xIynKqFnCSxM/s1600/Image166.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm6vqMZ8djcu_9Yy3oYXnLWClYzo6Fpzps9ZVZyIk8KhQwvC2L6-qBMEiaesbkdB76jUBPN9FwjGhrOCkW7HiQU5Si8ercswTedo5gXHTYi7xNBGoHIehJpERF52GOG87xIynKqFnCSxM/s320/Image166.jpg" width="240" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></td></tr>
</tbody></table><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;">Lihat ke Bawah, Petiklah Hikmah....</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;">Sering menghibur diri dengan kalimat demikian, “Rasa bosan, jenuh, boring dan macam-macam spesiesnya, adalah manusiawi.” Kalimat inilah yang mampu membuatku bertahan dalam pekik perjuangan ini. Perjuangan yang kuawali dengan azzam kesungguhan. Perjuangan kami tuk raih ridho Illahi Rabbi, <i>Biidznillaahi Ta’aalaa</i>...</span></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;"> Rasa jenuh terkadang hinggap tanpa permisi. Apalagi ketika fluktuasi “<i>ghirah</i>” yang bercokol di hati sedang <i>futur</i>, Masyaallah........ <b><i>Alaa Bi Dzikrillaahi Tathmainnul Quluub....</i></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;"> Begitu juga dengan hari-hari yang aku lalui......... (kok jadi curhat yak..?). Berawal dari kejenuhan, kulangkahkan kaki menuju perseteruan hati. Setengah lantang kuberdendang, “Saatnya berpetualang...!!!!!!!!!!!!”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;"> Yappp..........!!!!!! Inilah saatnya berpetualang menyusuri sebagian putaran roda kehidupan yang tentunya penuh ujian iman. Ada rasa yang tertinggal, bahkan hilang. Hilang karena aku sadar, hampir dua tahun kota kelahiran kutinggalkan. Ya, kutinggalkan Solo demi sebuah obsesi. Ataukah ambisi? Entahlah, tapi biarkan aku menyebutnya dengan impian. Ya! Demi sebuah impian semasa kecilku.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;"> “Kalau kamu bisa mengerjakan, nanti kalian aku beri makanan sebagai hadiahnya!” Sekarang kerjakan saja sebaik-baiknya!” Kata Zulaikha kecil sembari berjalan-jalan mengitari kawan-kawan sepermainannya. Dipandangi dengan jeli pekerjaan teman-temannya satu persatu. Layaknya seorang guru, Zulaikha memastikan bahwa mereka benar-benar mengerjakan apa yang ia perintahkan di papan tulis kayu yang ia isi dengan soal. Ia tulis dengan kapur warna-warni, yang menurutnya mungkin bisa menarik hati. Zulaikha kecil ingin sekali menjadi guru. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;"> Sempat aku tertawa kecil mengingat masa kecilku. Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas dua Madrasah Ibtidaiyah. Masa di mana kurasakan indah berkawan. Masa di saat aku gila berpetualang. Menyusuri sungai dan sawah. Entah apa yang kucari atau kepuasan menemukan sesuatu yang belum pernah aku miliki sebelumnya. Masih dalam kondisi tertegun aku menulis postingan ini. Kuterawang jauh ke masa di mana aku miliki sahabat kecil.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;"> Aku pernah menjumpainya beberapa kali dalam mimpi. Ia tampak berseri-seri, namun aku sempat menangkap semburat bingung dari wajahnya. Dia merasa lapar dan haus saat itu. Sambil memanggilku, ia meminta makanan padaku. Entah mengapa aku tak bisa memberinya. Mulut kecilku tak mampu mengucap sesuatu untuk menjawab uluran tangannya. Seperti ada yang menguncinya rapat. Sulit kubuka dengan tenaga. Lalu ia menghilang dengan senyumnya. Ia hilang menembus pintu kamarku yang kala itu terkunci. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;">“Yaa Allah........!” pekikku disertai dengus kepanikan. Aku tersadar, dia meninggal beberapa minggu sebelum aku bertemu dalam mimpi. Sebab, sekian tahun lamanya aku tak lagi bisa lagi mengajaknya berpetualang bersama. Bernyanyi bersama, bergandengan tangan. Ya, kami sama-sama hobi menyanyi. Dia selalu memuji suaraku, ia selalu bilang suaraku merdu (bukan merusak dunia loh.......^___^). Bukan maksud untuk <i>‘ujub </i>yak....? <i>Nauzdubillah, tsumma Na’udzubilliah...</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;"> Bapaknya seorang pengacara ternama. Ia anak satu-satunya. Desy sosok anak yang cerdas. Sembari jari ini menari bebas di atas keyboard komputerku, kuingat pula dua lesung menyatu dengan pipinya yang menggemaskan. Menyempurnakan kecantikannya. Kami sudah tak lagi berjumpa ketika Sekolah Menengah Pertama, yang ternyata menjadi sebongkah dinding pemisah kebersamaan kami. Aku melanjutkan sekolahku di Tsanawiyah, sedang ia melenggang ke SMP favorit di kotaku. Sambil membenahi kaca mataku, kembali kuingat cerita tragis tiga tahun yang lalu.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;"> Kira-kira di penghujung tahun 2007. Kala itu aku masih sibuk dengan kegeramanku yang membuncah karena skripsi tak kunjung di-acc pembimbingku, Profesor Markhamah. Satu setengah bulan kutarget skripsi kelar. Ternyata Allah berkehendak lain. Baru sekitar dua setengah bulan aku bisa menyelesaikan tugas akhirku sebagai mahasiswa. Kudengar kabar dari sahabat semasa Madrasah, Desy meninggal dunia.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;"> Serasa jantung dihantam godam. Inikah berita yang seharusnya kudengar..........??? Sekian lama tiada jumpa.....??? Ia meninggal setelah sempat beberapa hari dirawat di Rumah Sakit. Ia mengalami kecelakaan tepat di sebelah barat pusat perbelanjaan di daerah kampusku.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;"> <i>Istirja’</i> tiada henti, keluar dari mulutku yang kian kelu. Mahakuasa Allah atas segala sesuatu. Segala yang di langit dan di bumi. Yang berkuasa atas makhluknya, begitupun dengan urusan nyawa manusia. <i>“Kullu nafsin dzaaiqotul mauut......” </i>Setiap yag bernyawa pasti mati. Pasti.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;"> Perjumpaanku dengannya dalam mimpi, semakin menyadarkanku akan singkatnya kehidupan di dunia ini. Betapa Allah Mahaadil. Betapa Allah sudah mengatur seberapa lama makhluknya akan menghuni dunia yang di dalamnya penuh dengan permainan dan senda gurau. <i>Innaddunya la’iibu walahwu...</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;"> Masa lalu banyak menyumbangkan ibrah bagiku. Masa lalu yang sering menjadikan cerminan untuk menentukan langkah mana yang sebaiknya kutempuh. Namun tak jarang pula masa lalu membuatku takut akan pilihanku sendiri. Takut tersungkur untuk kesekian kali.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;"> “Rasa bosan, jenuh, boring dan macam-macam spesiesnya, adalah manusiawi.” Aku masih sibuk menghibur hati. Aku masih berusaha menyenangkan batinku yang sedari tadi mendesak meronta meminta kebebasan. Aku ingin sesuatu yang baru.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;"> “Saatnya berpetualang mencari dan menemukan sesuatu yang baru...!!!!!” Teriak batin yang ingin segera pulang ke pelukan kota kelahiranku. Solo, The Spirit of Java, I’m come back..</span></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;"> Keliling Solo, jalan kaki.......??? Tak terbayang sebelumnya. Inilah yang mestinya kurasa dan kunikmati. Banyak hal yang mesti kuraba dan kukecap dengan nurani, tanpa tirani. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;">Petualanganku bermula dari salah satu Department Store besar di Solo, tepatnya dari Singosaren Plaza. Dengan PeDe-ku aku berjalan sendirian di antara lalu lalang dan hingar bingar degup jantung kota. Sampai di Night Markaet Solo, tak kulewatkan kans berharga ini. Ceprat-cepret sana-sini, yah......... mumpung ga bayar lah..... Seharian jadi fotografer amatiran......</span></span></div><div class="separator" style="background-color: #f1c232; clear: both; color: black; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnZF5eiE0xDsqIBsNV1SEYSnNZPv0lXpL9R7nPOvOU5FA-MJ1zS275-VVffXUAISm-rfwJy3cbNE8nrKWHLGGS1G6Rkrctb_LHU788Om8A-v-19s_GPQ9hqBSNHuR96qYHDJb7nSGKQdg/s1600/Image156.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnZF5eiE0xDsqIBsNV1SEYSnNZPv0lXpL9R7nPOvOU5FA-MJ1zS275-VVffXUAISm-rfwJy3cbNE8nrKWHLGGS1G6Rkrctb_LHU788Om8A-v-19s_GPQ9hqBSNHuR96qYHDJb7nSGKQdg/s320/Image156.jpg" width="240" /></a></span></div><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: center;"><span style="font-size: xx-small;"><b><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;">Subhanallah, sepanjang jalan “Night Market” solo sangat asri...</span></b></span></div><div style="background-color: #f1c232; color: black;"></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: center;"><span style="font-size: xx-small;"><b><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;">Dengan kaki yang hampir letih, aku masih sibuk memotret solo </span></b></span></div><div style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: center;"></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: center;"><span style="font-size: xx-small;"><b><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;">dan segenap hingar bingarnya..</span></b></span></div><div style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: center;"></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; line-height: normal; text-align: center;"><span style="font-size: xx-small;"><b><span style="font-family: "Euphemia","sans-serif";">Solo....The Spirit of Java.....</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; line-height: normal; text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="background-color: #f1c232; clear: both; color: black; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfdSYd6MWAQKtk1dUx2eSSFvBgteGi_sST2DuhdNTRuRvFEUze-fZzSLWX_yAsVsCoHjrFWd8z42OR9MLzRtxES2imlBcrEGyzXSDmGYeJE2F42ErOwLmTw4oOG-H0yAB3hMGUZsTmA7U/s1600/Image199.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfdSYd6MWAQKtk1dUx2eSSFvBgteGi_sST2DuhdNTRuRvFEUze-fZzSLWX_yAsVsCoHjrFWd8z42OR9MLzRtxES2imlBcrEGyzXSDmGYeJE2F42ErOwLmTw4oOG-H0yAB3hMGUZsTmA7U/s200/Image199.jpg" width="150" /></a></div><div class="separator" style="background-color: #f1c232; clear: both; color: black; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCPaijEQs-56MjMSCY0hyphenhyphenlmc2ut030ccGiyDGn8QEqVnJfKHGH0EXsC8ElxlMRJ_CjsP0nJdRjhyecz03ELkL1ghbkR-RF1OJQNo71xX06zMQACwHDK3gRHl-iyg91JRTcOE3XrgS8axw/s1600/Image157.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCPaijEQs-56MjMSCY0hyphenhyphenlmc2ut030ccGiyDGn8QEqVnJfKHGH0EXsC8ElxlMRJ_CjsP0nJdRjhyecz03ELkL1ghbkR-RF1OJQNo71xX06zMQACwHDK3gRHl-iyg91JRTcOE3XrgS8axw/s200/Image157.jpg" width="150" /></a></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; line-height: normal; text-align: center;"><span style="font-size: xx-small;"><b><span style="font-family: "Euphemia","sans-serif";"> Sepanjang Night Market Solo, jalan nampak lengang</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; line-height: normal; text-align: center;"><span style="font-size: xx-small;"><b><span style="font-family: "Euphemia","sans-serif";">Tapi, aku masih semangat melenggang. . . </span></b></span></div><div class="separator" style="background-color: #f1c232; clear: both; color: black; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNCwsSj_EFgb5X9UN4_eZsPu_pUkPBZ3YsvlG6wjhKCFIr59ZC2Gjw0udtPVsr_ucGnucPWI5m2kkMHIX0yGzG3624qPZz3leNr-wyOT6CiK3f74zieznBY7XKF03hGfvNQW7e_qKG5jM/s1600/Image201.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNCwsSj_EFgb5X9UN4_eZsPu_pUkPBZ3YsvlG6wjhKCFIr59ZC2Gjw0udtPVsr_ucGnucPWI5m2kkMHIX0yGzG3624qPZz3leNr-wyOT6CiK3f74zieznBY7XKF03hGfvNQW7e_qKG5jM/s320/Image201.jpg" width="240" /></a></div><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> <div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; line-height: normal; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; font-size: 7pt;">Coba lihat bapak penjual jamu ini,</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; line-height: normal; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; font-size: 7pt;">Semangatnya luar biasa... Mengapa</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; line-height: normal; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; font-size: 7pt;">kita tak coba ambil ibrah dari pencari</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; line-height: normal; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; font-size: 7pt;">ridho Allah yang satu ini. Mungkin di setiap</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; line-height: normal; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; font-size: 7pt;"> seok langkah kaki, terlafaz Doa dan mengagungkan asmanYa.</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; line-height: normal; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; font-size: 7pt;">Fabiayyi aalaa-i robbikuma tukadzdzibaan...???????</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; line-height: normal; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; font-size: 7pt;">hayya nasykur ilallah.......!!!!!!</span></b></div><div class="separator" style="background-color: #f1c232; clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBbL_cjhnHUS9olOOKSYBe-wfF0iJPUijOdukVykJTdzujLT_lfm0Dm_g_piShwa9_k2YE1BcP7cEJtVxhWrbRxJo4O7CcQs8eneuha9RGaSnEYIwwa6ZxvUIjVloz9-vX_MuHofe4j2I/s1600/Image174.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBbL_cjhnHUS9olOOKSYBe-wfF0iJPUijOdukVykJTdzujLT_lfm0Dm_g_piShwa9_k2YE1BcP7cEJtVxhWrbRxJo4O7CcQs8eneuha9RGaSnEYIwwa6ZxvUIjVloz9-vX_MuHofe4j2I/s320/Image174.jpg" width="240" /></a></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; line-height: normal; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; font-size: 7pt;"> SOLO PARAGON </span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; line-height: normal; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; font-size: 7pt;">Solo makin sesak dengan gedung menjulang..</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; line-height: normal; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; font-size: 7pt;">Foto ini kuambil setelah aku berhenti sejenak dari perjalananku.</span></b></div><div class="separator" style="background-color: #f1c232; clear: both; text-align: center;"></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; font-size: 7pt;"><br />
</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; line-height: normal; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; font-size: 7pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="background-color: #f1c232; clear: both; color: black; text-align: center;"></div><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> <div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;"> <b style="color: black;"> Subhanallah, aku rasa perjalananku cukup membuatku kembali bersemangat menjalani hari-hari di asrama tempatku berjuang. Meski letih, aku yakin ini semua tiada sia-sia. Perjalanan berakhir di depan SMA 4 Surakarta. Angkutan kota berseri 08 siap mengantarku pada perjalanan berikutnya. </b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;"> Tengaran, sambut aku penuh harapan, dalam bingkai zuhud dan manis iman...</span></span></div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="background-color: #f1c232; color: black; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Century Gothic","sans-serif"; line-height: 115%;"> Lalu apa yang kau kufuri dari karunia Ilahi Rabbi....? </span></span></div></m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac>zulaikhahttp://www.blogger.com/profile/17699197384037103714noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6042826471888865173.post-52210677482805364312011-04-05T07:38:00.000-07:002011-04-05T22:35:06.409-07:00<div class="separator" style="clear: both; color: white; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjauM0RGybDnm5ftQPt2k1MZJmUmD_F2zARKzMVgrLejAwfGb93UBvNn8VTBSilul-chdnKO0hBDWTQBlg4QVnR4dQ2I5y28QbGXng9BSOVtzh6ghhc3Yp_PNGfawxgpB7A3suSwnaZtCA/s1600/maulud.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="289" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjauM0RGybDnm5ftQPt2k1MZJmUmD_F2zARKzMVgrLejAwfGb93UBvNn8VTBSilul-chdnKO0hBDWTQBlg4QVnR4dQ2I5y28QbGXng9BSOVtzh6ghhc3Yp_PNGfawxgpB7A3suSwnaZtCA/s320/maulud.jpg" width="320" /></a></div><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b><span style="font-family: "Batang","serif";">Gigitlah Sunnah</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Kesalahpahaman tentang Sunnah Nabi saw dan Perkara Sunnah</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Kesalahpahaman-kesalahpahaman telah kami uraikan dan tulisan sebelumnya adalah kesalahpahaman yang mengakibatkan malapetaka dalam dunia Islam atau perihal yang dipermasalahkan sampai saat ini yakni <a href="http://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/09/27/2010/09/17/kesalahpahaman-bidah/" target="_blank">kesalahpahaman tentang bid’ah</a>.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Kesempatan kali ini kami menguraikan kesalahpahaman yang termasuk inti/pokok yakni kesalahpahaman/kerancuan mengenai “sunnah Nabi saw” dan “perkara sunnah”.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Sesungguhnya yang dimaksud “Sunnah Nabi saw” adalah hadits Nabi saw atau as sunnah.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Hadits (bahasa Arab: </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">الحديث</span><span style="font-family: "Batang","serif";"> ) adalah perkataan dan perbuatan dari Nabi Muhammad saw. Hadits sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum di bawah Al-Qur’an.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Perkara sunnah adalah perbuatan/ibadah yang hukumnya sunnah yakni perbuatan/ibadah yang dikerjakan/ditaati mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Sunnah Nabi saw atau Hadits Nabi saw meliputi perkara syariat (ibadah mahdah atau ibadah ketaatan) dan perkara sunnah (ibadah ghairu mahdah atau ibadah kebaikan atau amal kebaikan//sholeh )</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Pembagian perbuatan/ibadah dalam dua kategori yakni ibadah mahdah dan ghairu mahdah untuk tujuan pengajaran, berlandaskan firman Allah swt dan hadits.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Kami mengkajinya dari Hadits Nabi saw</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Rasulullah saw bersabda, “<i>Sesungguhnya Allah telah mewajibkan beberapa kewajiban, maka jangan kamu sia-siakan dia; dan Allah telah memberikan beberapa batas, maka jangan kamu langgar dia; dan Allah telah mengharamkan sesuatu, maka jangan kamu pertengkarkan dia; dan Allah telah mendiamkan beberapa hal sebagai tanda kasihnya kepada kamu, Dia tidak lupa, maka jangan kamu perbincangkan dia</i>.” (Riwayat Daraquthni, dihasankan oleh an-Nawawi).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">dan firman Allah swt</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">“<i>….Dan <b>barangsiapa mengerjakan amal yang saleh</b> baik laki-laki maupun perempuan sedang<b> ia dalam keadaan beriman</b>, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab</i>.” (QS Al Mu’min [40]:40 )</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">dan</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">“<b><i>Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh</i></b><i>, baik laki-laki maupun wanita sedang <b>ia orang yang beriman</b>, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun</i>”. (QS An Nisaa’ [4]:124</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Orang dalam keadaan beriman atau orang yang beriman adalah orang dalam ketaatan atau orang yang melaksanakan ibadah mahdah (ibadah ketaatan), orang yang memenuhi syarat sebagai orang beriman atau mukmin.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Orang mengerjakan amal yang shaleh atau amal-amal shaleh adalah orang yang mengerjakan kebaikan atau orang melaksanakan ibadah ghairu mahdah (ibadah kebaikan), orang yang sholeh atau muslim sholeh atau muhsin atau muhsinin atau muslim yang ihsan atau muslim yang dapat seolah-olah melihat Allah swt atau minimal muslim yang yakin bahwa Allah swt melihat segala perbuatan/perilakunya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Perbuatan/ibadah seorang muslim ada dua kategori yakni<br />
1. Perbuatan yang Allah swt telah tetapkan berupa kewajiban, larangan dan pengharaman. Kategori ini disebut ibadah mahdah atau ibadah ketaatan atau perkara syariat atau “urusan kami” meliputi perkara wajib/fardhu , perkara haram (baik larangan dan pengharaman).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">2. Perbuatan yang Allah swt telah diamkan/bolehkan termasuk disini adalah perkara mubah, perkara sunnah (mandub), perkara makruh, kategori ini disebut ibadah ghairu mahdah atau ibadah kebaikan atau amal kebaikan/sholeh.<br />
Sebagian ulama mendangkalkan/mempersempit kategori ini hanyalah sebagai perkara muamalah.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Contoh sholat wajib termasuk kategori ibadah mahdah (ibadah ketaatan) merupakan sebuah kewajiban bagi setiap muslim, atau hukumnya wajib artinya perbuatan/ibadah yang jika ditinggalkan akan berdosa.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Contoh sholat tarawih (sholat malam di bulan Ramadhan) termasuk kategori ibadah ghairu mahdah (ibadah kebaikan), amal kebaikan/sholeh merupakan sebuah perbuatan/ibadah hukumnya sunnah artinya perbuatan/ibadah yang jika dikerjakan berpahala jika ditinggalkan tidak berdosa. Level sunnahnya adalah sunnah ghairu muakad (sunnah umum bukan sunnah yang diutamakan atau sunnah muakad).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Rasulullah saw sangat mengkhawatirkan jika sholat tarawih menjadi kewajiban (hukumnya wajib) kalau beliau melaksanakan rutin setiap waktu dan cara/syariat tertentu.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Rasulullah saw menegakkan syariat/hukum sebagaimana yang Allah swt tetapkan dan sholawat tarawih tidak termasuk yang Allah swt tetapkan (ibadah mahdah) mengiringi kewajiban puasa di bulan Ramadhan namun termasuk perbuatan/ibadah yang Allah swt diamkan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Rasulullah saw pun tidak mengubah hukumnya menjadi sunnah muakad dengan cara tidak menetapkan jumlah ra’kaat atau cara yang sering beliau lakukan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Hakikatnya menegakkan syariat Islam adalah menegakkan hukum sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Allah swt.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Sebagian muslim salah paham dengan maksud “menegakkan sunnah Nabi saw”, yang dimaksud sebenarnya adalah menegakkan hukum sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Allah swt.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Mereka salahpaham/kerancuan apa yang dimaksud “sunnah nabi saw” dengan “perkara sunnah”. Dengan kata lain <b>mereka salah paham antara Sunnah dalam arti hadits Nabi saw dengan Sunnah dalam arti anjuran Nabi saw.</b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Sunnah dalam arti hadits nabi yakni perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad Saw, meliputi perkara syariat / wajib (ibadah mahdah/ibadah ketaatan) maupun perkara sunnah (ibadah ghairu mahdah/ibadah kebaikan).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Sunnah dalam arti anjuran Nabi adalah perkara sunnah yang dianjurkan/dicontohkan Nabi.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Sehingga akhirnya merekapun salah paham dengan yang dimaksud “Ikutilah / Gigitlah sunnah nabi saw” seolah-olah maknanya kita wajib mengikuti apapun yang dicontohkan oleh Nabi saw.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Padahal makna sebenarnya dari “Gigitlah sunnah nabi saw” adalah tetaplah atau tegakkanlah hukum sesuai yang disampaikan sunnah Nabi / hadits Nabi.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Jadi mengikuti contoh Rasulullah saw itu tidak seluruhnya hukumnya wajib namun sesuai hukum perbuatan/ibadah itu sendiri.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Apa yang dicontohkan oleh Rasulullah saw tentang sholat wajib maka hukumnya adalah wajib karena yang dicontohkan adalah perkara/hukum yang wajib</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Apa yang dicontohkan oleh Rasulullah saw tentang sholat tarawih (sholat malam di bulan Ramadhan) maka hukumnya adalah sunnah karena yang dicontohkan adalah perkara/hukum yang sunnah.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Apa yang dicontohkan oleh Rasulullah saw tentang bersholawat maka hukumnya adalah sunnah karena yang dicontohkan adalah perkara/hukum yang sunnah.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Sesungguhnya mendudukan perkara/hukum dalam Islamlah yang dimaksud penegakan syariat Islam. Jadi peneggakan syariat/hukum Islam berlaku atau kewajiban bagi semua muslim tanpa alasan walaupun sistem pemerintahan sebuah negara belum berlandaskan syariat Islam. Apa-apa yang telah ditetapkan/disyariatkan/disyaratkan oleh Allah swt baik berupa kewajiban (perkara/hukum wajib) yang wajib dilaksanakan mapun berupa larangan dan pengharaman (perkara/hukum haram) yang wajib dihindari.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Pengadilan agama di negeri kita dengan wewenang terbatas sebaiknya diperluas untuk perkara syariat Islam baik perkara yang wajib dilaksanakan dan perkara yang wajib dihindari. Sedangkan perkara/perbuatan/ibadah yang telah Allah swt diamkan atau amal kebaikan/sholeh diserahkan pengerjaan dan ketaatan bagi setiap muslim sesuai kesadaran, keinginan dan kebutuhan masing-masing.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Dalam tulisan diatas dapat kita pahami bahwa Rasulullah saw khawatir apabila perbuatan/ibadah yang hukumnya sunnah berubah/dianggap hukumnya wajib bagi ummat muslim karena Nabi Muhammad saw hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Firman Allah swt yang artinya</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i><span style="font-family: "Batang","serif";">Katakanlah: “Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan</span></i><span style="font-family: "Batang","serif";">“. (QS Al Ahqaaf [46]:9 )</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Namun kita lihat sekarang sebagian ulama menetapkan/menganggap hukumnya wajib bagi perbuatan/ibadah yang hukumnya sunnah atau mereka menganggap hukumnya haram/terlarang atau menilai sesat bagi perbuatan/ibadah yang hukumnya sunnah, inilah yang dinamakan melampaui batas (ghuluw) dan Allah swt tidak menyukai orang yang <a href="http://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/08/18/ekstrem-dalam-pemikiran-agama/">melampaui batas (ghuluw)</a>.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Perhatikanlah firman Allah yang artinya, “<i>Wahai ahli Kitab, janganlah kalian bertindak melewati batas (ghuluw) dalam agama kalian….</i>” (Q.S. an Nisa’: 171)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Nabi Muhammad ShollAllahu Alaihi Wasallam bersabda:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">إِيَّاكُمْ</span><span style="font-family: "Batang","serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَالْغُلُوَّ</span><span style="font-family: "Batang","serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">فِى</span><span style="font-family: "Batang","serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">الدِّيْنِ</span><span style="font-family: "Batang","serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">فَإِنَّمَا</span><span style="font-family: "Batang","serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">أَهْلَكَ</span><span style="font-family: "Batang","serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">مَنْ</span><span style="font-family: "Batang","serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">كَانَ</span><span style="font-family: "Batang","serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">قَبْلَكُمْ</span><span style="font-family: "Batang","serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">بِالْغُلُوِّ</span><span style="font-family: "Batang","serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">فِى</span><span style="font-family: "Batang","serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">الدِّيْنِ</span><span style="font-family: "Batang","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">“<i>Waspadailah oleh kalian tindakan ghuluw dalam beragama sebab sungguh ghuluw dalam beragama telah menghancurkan orang sebelum kalian.” </i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Ada satu poin penting yang perlu dicamkan dari hadits ini, yaitu fenomena di mana tak ada satu umat pun (yang pernah ada) yang sepi dari kelompok–kelompok yang bertindak ghuluw (al Mughooliin)”.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i><span style="font-family: "Batang","serif";">“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan</span></i><span style="font-family: "Batang","serif";">.” (QS Hud [11]: 112 )</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">“<i>Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui” </i>(QS Jaatsiyah [45]:18 )</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Hakikatnya dikatakan amal shaleh / Kebaikan jika menjalankan seluruh perbuatan/ibadah yang boleh-dianjurkan (sunnah/mandub) dan menjauhi seluruh yang boleh-boleh (mubah) dan boleh-tidak disukai (makruh)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Hakikatnya dikatakan orang beriman jika menjalankan seluruh perbuatan/ibadah yang wajib dan menghindari seluruh yang dilarang dan yang diharamkan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Jika seorang muslim menjalankan dan mentaati kedua-duanya sampai akhir hidupnya maka dia dijanjikan Allah swt untuk masuk surga tanpa hisab sebagaimana firmanNya yang artinya</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">“….<i>Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab.</i>” (QS Al Mu’min [40]:40 )</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">dan</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">“<i>Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun</i>”. (QS An Nisaa’ [4]:124</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">Sebagai contoh, biasanya kami sampaikan kepada yang merokok bukan bahayanya merokok namun sampaikan apakah mau masuk surga tanpa dihisab. Intinya kami dalam penyampaian membiasakan untuk tidak menakuti-nakuti namun menumbuhkan kesadaran mengingat Allah swt dengan menyampaikan kenikmatan yang akan didapat sesuai janji Allah swt dan Allah swt pasti menepati janjinya. Innallâha lâ yukhliful mî`âd (sesungguhnya Allah Swt. tidak mengingkari janji-Nya) (QS Ali Imran [3]:9 )</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">“<i>(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat kepada mereka</i>” (QS Al Fatihah [1]:7)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Batang","serif";">“<i>Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka</i>“. (QS At Taubah [9]:111 )</span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: white; text-align: justify;"><br />
</div>zulaikhahttp://www.blogger.com/profile/17699197384037103714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6042826471888865173.post-21783458487617258572010-12-14T22:49:00.000-08:002010-12-15T05:55:36.716-08:00Ingat Masa Kecil..<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTxxOujPCqA-ZbjlcjIST2RpDP4UiPPxVrIvTCyAZPqvnK2ASoIJyRxYGVuyKUe6BVN0j4jQ54g5jzRo9LbJTyH4nDQkwyNdY4qYvhDjOJ6v8DwPZJMXNRxrByt0JkZ6oUcZzjui0qZPg/s1600/kupu-kupu-2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="color: red; font-family: Harrington; font-size: 28pt; line-height: 115%;">Rindu Kupu-kupu</span></b><b><span style="font-family: Harrington; font-size: 28pt; line-height: 115%;"></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
<span style="font-family: Harrington; font-size: large;">Teringat masa indah..</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large;">Masyaallah............ ingat pula kenakalan semasa kanakku...</span></div><div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTxxOujPCqA-ZbjlcjIST2RpDP4UiPPxVrIvTCyAZPqvnK2ASoIJyRxYGVuyKUe6BVN0j4jQ54g5jzRo9LbJTyH4nDQkwyNdY4qYvhDjOJ6v8DwPZJMXNRxrByt0JkZ6oUcZzjui0qZPg/s1600/kupu-kupu-2.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTxxOujPCqA-ZbjlcjIST2RpDP4UiPPxVrIvTCyAZPqvnK2ASoIJyRxYGVuyKUe6BVN0j4jQ54g5jzRo9LbJTyH4nDQkwyNdY4qYvhDjOJ6v8DwPZJMXNRxrByt0JkZ6oUcZzjui0qZPg/s200/kupu-kupu-2.jpg" width="200" /></a></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large;">Zulaikha yang hobi memanjat pohon tetangga, yang sering kena marah oleh mereka... </span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large;">Karena mengotori halaman dengan daun rontok dan dahan yang patah....</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large;">Sahabat..... Masih teringat tentang Zulaikha yang dulu enggan mengalah dan kalah dalam beradu lari... </span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large;">Siapapun lawannya... </span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Harrington;">(bisa dibilang Zulaikha gadis kecil yang ngeyel.................. ^_^)</span></i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large;">Solo, tercinta dan lebih sering dirindu... tempat Ayah Bunda curahkan segenap cinta, tempat di mana saudara tercinta eluskan perhatian dan kasih sayang...... <i> </i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large;"><i>(kini Zulaikha jauh dari mereka, Tengaran tempat merentas cita....)</i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large;">Coba kita review masa kecil Zulaikha yuk.....</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large;">Di depan rumah masih terbentang sawah, hijau... tempat Zulaikha menghabiskan waktu semasa kecil. Berlari berkejaran, mencari keong, membantu petani mengusir burung-burung nakal pencuri padi... </span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Harrington;">(masyaallah, kini sawah berubah menjadi rumah mewah...... menjadi penghalang keceriaan rumah Zulaikha nan sederhana...)</span></i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large;">Subhanallah, sungguh masa kecil itu takkan terulang... bahkan satu menit pun yang telah kita lalui, takkan mungkin kembali<i>... </i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Harrington;">(Sahabat, yuk inget masa.... jangan sampai kita merugi, karena siakan waktu....)</span></i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large;">Bunga pun bermekaran, di pinggir sawah, di halaman....</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Harrington;">(Fabiayyi aalaa irobbikumaa tukaddzibaan.... Hayya Nasykur ilallah..)</span></i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large;">Zulaikha pun siapkan jaring buatan sendiri, seutas tali, kantong plastik, dan kayu dari cabang pohon mangga...</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large;">Jaring siap dipakai.... berharap dapatkan kupu-kupu cantik di hari ini...</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Harrington;">(padahal si kupu-kupu cantik pun inginkan kebebasan selayak sayapnya yang indah......)</span></i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Harrington;">Sungguh kini, jarang kujumpai kupu-kupu memesonakan hatiku... </span></i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large;">Berlari, tertawa, ke sana, ke mari, tanpa lelah, meski gerah....</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large;">Zulaikha yang lincah...</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large;">Zulaikha yang tak kenal lelah...</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large;">Zulaikha yang enggan menyerah...</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large;">Rinduku padanya tak terbayang...</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large;">Pada kupu-kupu masa lalu, pada masa lalu yang berlalu...</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Harrington; font-size: large;"> (Maha Suci Allah atas Karunia dan Nikmat yang tercurah.....)</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div>zulaikhahttp://www.blogger.com/profile/17699197384037103714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6042826471888865173.post-89567688654939468772010-12-01T20:51:00.000-08:002011-05-11T08:08:19.569-07:00Tangis dan Air Mata<div class="separator" style="clear: both; color: blue; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik1w-f7wX2Bx-bgmwjP1RrVgKbPuKqW6d7mNFGe9QcLuh224X5QJXslRoz3uKhUFIojxwjATGI7gPZi7p_v-PyTDw-dx0It7SabtyCFsKlaXiuC33miXGlA9QwaVpTxi6VwydpNYEFWzs/s1600/tangis.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="137" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik1w-f7wX2Bx-bgmwjP1RrVgKbPuKqW6d7mNFGe9QcLuh224X5QJXslRoz3uKhUFIojxwjATGI7gPZi7p_v-PyTDw-dx0It7SabtyCFsKlaXiuC33miXGlA9QwaVpTxi6VwydpNYEFWzs/s200/tangis.jpg" width="200" /></a></div><div style="color: blue; text-align: center;">Sahabat......... Ada masanya kita diuji dengan tangis dan air mata kesedihan...</div><div style="color: blue; text-align: center;">Ada kalanya kita dianugerahi pula tangis dan air mata bahagia... </div><div style="color: blue; text-align: center;"><i>Alhamdulillah 'Alaa Kulli Haal....</i> </div><div style="color: blue; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: blue; text-align: center;">Sahabat......... Zulaikha ingin berbagi cerita...</div><div style="color: blue; text-align: center;">Dari hamba nan dlo'if ini, terkadang lebih sering mengeluh menghadapi masalah.... (yang datang silih berganti, belum selesai satu masalah, eeeeeeee...... Subhanallah sudah ditantang dengan masalah yang baru, yang bahkan lebih berat...)</div><div style="color: blue; text-align: center;">Berharap Rabbul 'Izzati permudah segala urusan kita... Allahumma amien...</div><div style="color: blue; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: blue; text-align: center;">Kenyataan terkadang memang sulit kita terima.... Amsal kita bisa menerima pun pahit rasanya....</div><div style="color: blue; text-align: center;">Kenyataan memang tak mudah....</div><div style="color: blue; text-align: center;">Kenyataan bahkan mengingkari harapan-harapan kita....</div><div style="color: blue; text-align: center;">Kenyataan terkadang membunuh impian kita....</div><div style="color: blue; text-align: center;">(<i>Allahu A'lam, Wa Nahnu Laa Na'lam</i>.....) </div><div style="color: blue; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: blue; text-align: center;">Memang sikap <i>nrimo</i> harus tetap ada dalam jiwa...</div><div style="color: blue; text-align: center;">Sahabat..............</div><div style="color: blue; text-align: center;">Allah tak letih mendengar keluh kesah kita....</div><div style="color: blue; text-align: center;">Allah tak bosan melihat kita tengadahkan hasta......</div><div style="color: blue; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: blue; text-align: center;">Biar saja kenyataan pahit,</div><div style="color: blue; text-align: center;">Biar saja kenyataan sakit,</div><div style="color: blue; text-align: center;">Biar saja kenyataan membangunkan kita dari angan yang meruntuhkan iman.......</div><div style="color: blue; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: blue; text-align: center;">Sahabat........... Zulaikha pun pernah menangisi kenyataan pahit....</div><div style="color: blue; text-align: center;">Namun Allah kembali peringatkan, bahwa Zulaikha harus segera bangkit....</div><div style="color: blue; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: blue; text-align: center;"> Sahabat................ hidup ini indah meski singkat...</div><div style="color: blue; text-align: center;">Kita persilakan waktu menjawab impian....</div><div style="color: blue; text-align: center;">Kita hadapi kenyataan dalam bingkai keikhlasan dan iman....</div><div style="color: blue; text-align: center;"><b>ALLAHU GHOOYATUNAA </b></div><div style="color: blue; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: center;"><b>(Yang lalu biarlah berlalu..................)</b></div><div style="color: black; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: center;"></div><div style="color: black; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: blue; text-align: center;"><br />
</div><div style="color: blue; text-align: center;"><br />
</div>zulaikhahttp://www.blogger.com/profile/17699197384037103714noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6042826471888865173.post-26098142123881946112010-12-01T07:53:00.000-08:002010-12-02T21:04:35.491-08:00Menjadi Guru yang Dirindu<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr style="color: #660000;"><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpyYAH-2hjYC_pEh_YLuV61VjRVAQWvNNpb98-wGESxxkDmm-akl3atJ0q4TVpkwiEk1FhpyGpSAIK4Qb05D5qD6I-s4yMKAwj0535XZ_PGdvdfS9OmhW2MwRK7OzIBEqwmnVZ3Eq313g/s1600/guru+muslim.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpyYAH-2hjYC_pEh_YLuV61VjRVAQWvNNpb98-wGESxxkDmm-akl3atJ0q4TVpkwiEk1FhpyGpSAIK4Qb05D5qD6I-s4yMKAwj0535XZ_PGdvdfS9OmhW2MwRK7OzIBEqwmnVZ3Eq313g/s1600/guru+muslim.jpg" width="226" /></a></td></tr>
<tr style="color: #660000;"><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div style="text-align: center;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: "Courier New";"> </span><span style="font-size: large;"><b style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">Apakah Kita Guru yang Dirindu.......?</b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Courier New";">Orang tua memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pendidikan anak-anaknya. Bahkan baik buruknya anak, sangat tergantung dari usaha orang tuanya. Salah satu usaha yang dilakukan oleh orang tua adalah memilihkan sekolah dan guru bagi anak-anaknya. Pilihan ini sangat menentukan bagi pendidikan anak.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Courier New";">Rasulullah Saw bersabda: </span> <br />
<div style="text-align: justify;"><span style="color: lime; font-family: "Curlz MT"; font-size: 18pt;">“.............maka kedua orang tuanya yang akan menjadikannya Yahudi, Nashrani, atau Majusi.."</span></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Courier New";">Oleh karena itu, orang tua wajib memilihkan guru dan sekolah terbaik bagi pendidikan anak-anaknya. Di antara syarat menjadi guru yang sukses dalam mendidik dan mengajar adalah:</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: "Courier New";">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Courier New";">Memiliki sikap keikhlasan dalam mendidik. Keikhlasan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan proses pendidikan. Berapa banyak guru yang keilmuannya pas-pasan tetapi karena keikhlasan yang dimilikinya, menjadikan nasihat-nasihatnya diterima oleh anak didiknya. Hendaknya para guru meneladani para nabi dan Rasul dalam mendidik umatnya, mereka semua menyatakan:</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Courier New";">“Dan aku sekali-kali tidak meminta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu. Upahku tidak lain hanyalah dari Rabb semesta alam.” </span> <br />
<div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: lime; font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 16pt;">(sahabatku, mari kita lihat QS. Asy Syu’araa: 109, 127, 145, 164, 180)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: lime; font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 18pt;"></span></div></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: "Courier New";">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Courier New";">Memiliki kemampuan di bidangnya, dan menguasai metode yang bagus dalam penyampaian materi (yakni menguasai cara menguasai cara mengajarkan materi, seperti cara menanamkan aqidah, teknik mengajarkan Al Qur’an dan sebagainya), serta mencintai tugasnya serta sangat bersungguh-sungguh memberikan pendidikan yang terbaik. Dia memberi tambahan pengetahuan yang bermanfaat, mengajarkan akhlak yang baik, serta menjauhkan siswa dari kebiasaan yang jelek. Maka dia adalah seorang guru sekaligus sebagai pendidik.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: "Courier New";">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Courier New";">Menjadi teladan bagi orang lain dalam ucapan dan perilakunya. Baik yang berkenaan hubungannya dengan Allah Ta’ala atau dengan sesama makhluk. Senang jika kebaikan itu ada mereka, sebagaimana dia senang hal itu ada pada dirinya sendiri dan anak-anaknya. Pemaaf; dan apabila memberi hukuman, maka dia adalah seorang yang penuh kasih sayang.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: "Courier New";">4. K</span><span style="font-family: "Courier New";">onsekuen antara ucapan dengan perbuatan. Dia mengerjakan apa yang diperintahkan kepada murid dan menjauhi apa yang diperingatkan kepada murid, bahkan berkenaan dengan masalah akhlak dan adab, ataupun dalam perkara , perbuatannya meneyelisihi ucapannya.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: "Courier New";">5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Courier New";">Seorang guru hendaknya memahami bahwa kedudukannya terhadap para murid adalah seperti kedudukan seorang ayah terhadap anak-anaknya dalam kasih sayang dan kecintaan serta dalam menyelesaikan permasalahan. Seorang guru harus menyadari betapa besarnya tanggung jawab terhadap Allah Ta’ala. Apa yang sudah diajarkan kepada murid-muridnya?</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Courier New";">Apakah sudah maksimal usaha yang dilakukan untuk memudahkan murd-muridnya dalam memahami pelajaran?</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Courier New";">Apakah sudah memberikan pengarahan dan petunjuk yang benar?</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: "Courier New";">6.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Courier New";">Seorang guru yang sukses senantiasa berbicara kepada murid-muridnya dengan bahasa yang sesuai dengan kadar pemahaman anak didiknya. Berkata Aisyah Radhiyallahu’anha, “Hendaknya kalian mengukurnya dengan penilaian anak kecil”<span style="color: cyan;">(Bukhari dan Muslim)</span></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: "Courier New";">7.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Courier New";">Seorang guru dengan segala kemampuan dan kelebihannya harus menyadari bahwa dia hidup di antara para murid yang memiliki kondisi yang berbeda, baik dari sisi kecerdasan, akhlak, dan latar belakang pendidikan. </span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: "Courier New";">8.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Courier New";">Jujur dan menepati janji.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Courier New";">“Wajib bagi kalian untuk jujur, karena kejujuran akan menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan akan mengantarkan ke surga... dan janganlah kalian berdusta, karena kedustaan akan menunjukkan kepada kejelekan, dan kejelekan akan mengantarkan ke neraka.” <span style="color: cyan;">(HR. Bukhari dan Muslim)</span></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Courier New";">Kedustaan akan menghilangkan kepercayaan pada murid. </span> <br />
<div class="MsoNormal"><span style="color: lime; font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 16pt; line-height: 115%;">(sahabat, yuk kita saling ingatkan...)</span></div></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: "Courier New";">9.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Courier New";">Bersabar dalam menghadapi kesulitan dan permasalahan, baik berkenaan dengan para murid atau pembelajaran. Karena kesabaran merupakan penolong terbesar bagi seorang guru dalam menjalankan tugasnya.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br />
<div class="MsoNormal"><span style="color: lime; font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 16pt; line-height: 115%;">Still Remember sahabatku............</span></div><span style="font-family: "Courier New";"><span style="color: lime;"></span> Allah telah berfirman: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.” (QS AL Baqarah, 45)</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: "Courier New";">10.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Courier New";">Memahami bahwa tugas guru bukan hanya memberikan pengetahuan ke otak para murid. Tetapi lebih dari itu, yakni mendidik dengan sempurna, membersihkan murid dari aqidah yang batil dan perilaku yang madzmumah yang dapat merusak agamanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="color: blue; font-family: "Monotype Corsiva";">Sahabat........... satu lagi yang utama, ikhlas memang tidak mudah..... tetapi tidak sulit kita lakukan, jika kita tetap berusaha, saling mengingatkan dan menasihati....</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="color: blue; font-family: "Monotype Corsiva";">Ikhlas dalam mendidik jundiy Allah, tanpa menjadikan harta/ gaji sebagai prasyarat semangat..... </span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: blue; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: lime; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><div class="MsoNormal"><b><span style="color: lime; font-family: Chiller; font-size: 26pt; line-height: 115%;">Keep Istiqomah........</span></b></div></div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Courier New";"> </span></b></div></td></tr>
</tbody></table>zulaikhahttp://www.blogger.com/profile/17699197384037103714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6042826471888865173.post-15884995970607388112010-12-01T01:12:00.000-08:002010-12-02T20:42:16.568-08:00Guruku...<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.dakwatuna.com/wp-content/uploads/guru2.jpg" rel="shadowbox[post-10145];player=img;" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;" title="guru2"><img alt="" class="size-medium wp-image-10189" height="262" src="http://www.dakwatuna.com/wp-content/uploads/guru2-250x205.jpg" title="guru2" width="320" /></a></div><div class="wp-caption alignright" id="attachment_10189" style="text-align: justify; width: 260px;"><div class="wp-caption-text"><br />
</div></div><div style="color: red; text-align: justify;"><b>Kamis, 25 November 2010</b></div><div style="color: blue; text-align: justify;">Kepada Yth.<br />
Ibu Guru<br />
di<br />
Nusantara</div><div style="color: blue; text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bu,</div><div style="text-align: justify;">Aku bukan murid sempurna. Bukan murid impian semua guru. Aku bandel, pemberontak, Bukan gadis sempurna, yang duduk diam, dengar apa kata gurunya. Ibu begitu baik. Mau sabar menghadapiku. Mau dengar apa saranku. Mau mengerti aku. Mau melihat masalah-masalahku dari ’kacamata anak-anak’-ku. Untuk pertama kalinya dalam dua belas tahun hidupku, aku merasa dihargai. Merasa diperlakukan sebagai seseorang, bukan sesuatu. Dan untuk pertama kalinya, Ibu membuatku sadar bahwa aku istimewa. Sekolah memang bukan surga. Bukan tanah para peri. Bukan tempat di buku-buku cerita. Bukan tempat di mana semua impian jadi nyata dengan begitu mudah, aku harus kerja keras. Tapi Ibu menguatkanku, meyakinkanku bahwa aku pasti bisa. Meyakinkanku bahwa aku selalu bisa. Membuatku percaya bahwa aku dapat mengatasi segalanya. Mengajariku hal-hal yang tak pernah kutahu. Memberitahuku hal-hal ajaib yang ada di dunia ini. Mengajariku bahwa di dunia ini, ada namanya angka-angka, dan berbagai fakta itu, kadang buat aku kebingungan. Menyulitkan, tapi aku tahu Ibu akan selalu membuatnya jadi mudah. Aku tahu Ibu akan selalu ada di sampingku. Aku tahu Ibu tak akan pernah meninggalkanku sendirian. Aku tahu, bahwa aku bisa percaya pada Ibu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bu,</div><div style="text-align: justify;">Ibulah Daedalus, sang tokoh dalam mitologi para Yunani, yang membuatkan sayap dari halaman-halaman buku dan lelehan lilin, untuk putranya Icarus,agar ia bisa terbang dan mengejar matahari. Icarus memang jatuh. Jatuh dan mati. Tapi aku tahu bahwa aku tak akan bernasib sama. Karena Ibu bukan hanya Daedalus. Ibu adalah sayap-sayap itu, sepasang sayap yang tak akan membiarkanku jatuh.Aku tak hanya akan mengejar matahari. Aku tak hanya akan menangkap bintang-bintang. Aku akan menjadi bintang itu sendiri, agar ibu tahu, ada satu bintang yang bersinar karena Ibu, bersinar hanya untuk Ibu.Bahwa bintang yang berkelap-kelip di atas sana itu, tak akan ada jika bukan karena Ibu. Aneh bukan? Bagiku mempercayai orang lain adalah sesuatu yang sulit. Maka, aku tak pernah bisa ’benar-benar percaya’ kepada seseorang. Tapi Ibu berbeda. Aku dapat dengan mudah mempercayai Ibu. Karena Ibu tak pernah menyerah menghadapiku. Ibu tak akan pernah pudar. Dan aku tahu bahwa ibu juga percaya padaku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bu,</div><div style="text-align: justify;">Aku hanya ingin bilang terima kasih. Terima kasih karena sudah sabar menghadapiku. Terima kasih karena sudah mau dengar apa saranku. Terima kasih karena sudah mengerti aku. Terima kasih karena sudah mau melihat dari sudut pandangku, dari kacamata buram seorang anak kecil. Terima kasih karena sudah membuatku percaya pada Ibu. Terima kasih karena sudah menjadi sayap yang membawaku terbang, dan menangkapku, ketika aku jatuh.Tapi aku juga ingin minta maaf. Karena surat ini, telah ditulis dari mata seorang bocah dua belas tahun. Tanpa kalimat-kalimat para penyair. Tanpa puji-pujian setinggi langit biru di atas kepala kita. Karena ini surat dariku. Surat seorang bocah dua belas tahun, yang hanya ingin berterimakasih pada gurunya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bu,</div><div style="text-align: justify;">Maafkan aku ya, Bu. Karena aku bukan murid sempurna, putih tanpa dosa. Karena aku, telah berjuta kali membuatmu lelah, membuatmu bingung dan putus asa.</div><div style="text-align: justify;">Aku ingin buat Ibu bangga. Aku ingin Ibu melihatku, satu hari nanti, dan berkata, ”Itulah muridku.”</div><div style="text-align: justify;">Dan Ibu akan tersenyum, tersenyum karenaku, dan melambai padaku dengan caramu. Menatapku dengan sorot mata itu, sorot mata yang mengatakan ’aku bangga padamu’ ketika aku akhirnya meraih puncak tertinggi.</div><div style="text-align: justify;">Gantungkan cita-citamu setinggi langit. Ibu telah mengajariku itu dari dulu. Ibu memberitahuku bahwa tak ada cita-cita yang terlalu tinggi. Jika aku memanjat dan belum sampai juga ke cita-citaku, boleh kan aku pakai tangga, Bu?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bu,</div><div style="text-align: justify;">Aku janji. Kalau nanti aku berhasil jadi dokter, itu semua karena Ibu. Jadi Ibu tinggal datang ke klinikku dan bilang namaku, dan aku akan mengobati Ibu dengan senang hati (Tentu lebih baik kalau Ibu sehat selalu, tapi aku akan tetap pegang janjiku).</div><div style="text-align: justify;">Karena tanpa Ibu, aku tak akan jadi siapa-siapa, tak akan mungkin bisa menulis surat ini.</div><div style="text-align: justify;">Meski aku bukan murid sempurna. Bukan murid impian semua guru. Meski aku bandel, pemberontak,</div><div style="text-align: justify;">Bukan gadis sempurna, yang duduk diam, dengar apa kata gurunya.</div><div style="text-align: justify;">Magister bonus habeo.</div><div style="text-align: justify;">Aku punya guru yang sempurna.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabaraakatuh</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; text-align: justify;">Muridmu,<br />
Farah Anindya Maharani</div><div style="color: red; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; text-align: justify;">(Subhanallah......... Sahabat, bersama kita tilik goresan pena dari saudari kecil kita <i><span style="color: blue;">Farah Anindya Maharani</span></i>, yang mungkin memiliki karakter sama dengan anak-anak didik di tempat kita mengajar. Di Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah umum, maupun di Universitas. Adakalanya kita menjumpai<span style="color: blue;"> Farah, Farah</span> yang lain..... Yang kita anggap bandel, kita bilang nakal, kita sebut bodoh (masyaallah......... jangan sampai keluar dari mulut kita ucapan yang demikian...) Karena sesungguhnya tiada murid yang NAKAL dan BODOH..... Allah menciptakan makhluknya dalam keadaan yang sempurna.......</div><div style="color: red; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; text-align: justify;">Sahabat, ada masanya kita letih, kita bosan, terkadang kita habis akal untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak didik. Suasana belajar yang memanusiakan mereka, suatu kondisi belajar yang tidak menganggap mereka<i> <span style="font-size: large;"><strike>robot</strike></span></i>, yang tidak berbangga hati menyebut diri kita sebagai <span style="font-size: large;"><strike><i>remot control</i></strike></span>-nya. </div><div style="color: red; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; text-align: justify;">Tapi apakah kita pernah menanyakan kepada mereka, "Bagaimana suasana hati mereka saat itu, sudahkah siap dan ikhlas-kah untuk belajar bersama kita di hari ini?" Tanpa kita sadari, kita memaksa mereka... mau tak mau, siap tak siap..... (sahabat.............. sungguh, terkadang kita egois...) </div><div style="color: red; text-align: justify;">Tiada heran jika baru lima menit belajar, kepala lunglai di atas meja, mata terantuk, bahkan untuk menghilangkan kantuk gelak tawa senda gurau pun menjadi pilihan utama dibanding mendengar ceramah guru yang dirasa takkan ada akhirnya.... </div><div style="color: red; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; text-align: justify;">Sahabat...... <span style="color: blue;"> "Guru bak pelita, penerang dalam gulita"</span>...... Mari kita berproses menjadi guru penerang (meski kita tak seperti surya yang sempurna, setidaknya kita berusaha menghadirkan cahaya dari terbatasnya ilmu yang kita punya.......) Bersama kita tuntun <span style="color: blue;">Farah, Farah</span> di sekitar kita, menjadi Farah yang bercita-cita, menjadi Farah yang punya jati diri........... (bidznillah.....)</div><div style="color: red; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; text-align: justify;">Sahabat, hanya dengan kesabaran segalanya akan menjadi lebih baik..... Sabar mendidik, sabar menemani belajar, sabar mendoakan mujahid-mujahidah kita menjadi Sang Surya........... (meski kita, para pendidiknya tak seterang Sang Surya....) Sudah menjadi janji bakti kita sebagai teman belajar para peserta didik dan membersamai mereka dalam surga pendidikan yang subhanallah indah.....</div><div style="color: red; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; text-align: justify;">Goresan jemari Farah mewakili luapan asa, cita, dan doa yang terlafaz dalam kalbunya... Semoga mampu menggugah <i>ghirah</i> kita untuk bangun dari tidur panjang kita. Kita percikkan semangat juang dalam dada, untuk menjadi penerang bagi anak didik kita. Menjadi guru yang dirindu...... </div><div style="color: red; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: blue; font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: justify;"><b><i>Guru bak pelita,</i></b></div><div style="color: blue; font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: justify;"><b><i>Penerang dalam gulita,</i></b></div><div style="color: blue; font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: justify;"><b><i>Jasamu tiada tara......</i></b></div><div style="color: red; text-align: justify;">(teruntukmu Sang Guruku.............) </div><div style="color: red; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; text-align: justify;"></div><div style="height: 35px; text-align: justify;"><br />
</div>zulaikhahttp://www.blogger.com/profile/17699197384037103714noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6042826471888865173.post-13854744184582170082010-11-30T23:39:00.001-08:002011-09-29T01:41:57.757-07:00Taman Zulaikha<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCZNGjU5Y7P9qfWBHlBI_XPvvFWtF_S2IKR3iWUVx6iN6KLb6k5QCM5DeN0cKU_tIfvX8eISvyzc3XEXxCUrcT1HnEs96FlkGTIbVEfrs5W7gVmDYqtJ9KWYpJtamwC48YQ0lhes3dBS0/s1600/05+homestay.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCZNGjU5Y7P9qfWBHlBI_XPvvFWtF_S2IKR3iWUVx6iN6KLb6k5QCM5DeN0cKU_tIfvX8eISvyzc3XEXxCUrcT1HnEs96FlkGTIbVEfrs5W7gVmDYqtJ9KWYpJtamwC48YQ0lhes3dBS0/s200/05+homestay.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="color: lime; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><span style="font-size: small;">Taman Zulaikha</span></span></b></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td></tr>
</tbody></table><div style="color: lime; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Coba sahabat lihat, dari kesederhanaan rumah bambu yang dikelili</span><span style="font-size: x-small;">ngi pohon nan asri ini, semoga mampu membawa inspirasi, berkontemplasi imaji, bersama menyimpulpadukan tali ukhuwah...</span></div><div style="color: lime; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">meskipun berbekal kesederhanaan... namun insyaallah erat sarat manfaat....</span></div><div style="color: lime; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></div><div style="color: lime; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Subhanallah........... Rabb Yang Maha Memudahkan setiap urusan hambaNya....</span></div><div style="color: lime; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Blog ini saya hadirkan agar sahabat sudi mampir, bertukar ilmu, berbagi pengalaman...</span></div><div style="color: lime; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Saya berharap agar <b>Taman Zulaikha</b> nan sederhana ini mampu menjadi<b> <span style="color: yellow;">laman istirahat</span> <span style="color: yellow;">dikala penat</span></b><span style="color: yellow;">, </span><b style="color: yellow;">tempat teduh dikala rehat..........</b></span><br />
<br />
Blog ini Zulaikha hadirkan untuk menggantikan blog lama di Wordpress... semoga manfaat..<br />
<span style="font-size: x-small;"><b style="color: yellow;"> </b><b><br />
</b></span></div><div style="color: red; font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div>zulaikhahttp://www.blogger.com/profile/17699197384037103714noreply@blogger.com0